Tugas Soal UAS
1.
Jelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan Islam di masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur
Rasyidin
2.
Uraikan perkembangan ilmu
pengetahuan di masa Bani Umayyah, serta jelaskan factor-faktor penghambat
kemajuannya?
A. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Islam di Masa Nabi Muhammad dan Khulafar Rasyidin
·
Nabi Muhammad dan Khulafaur
Rasyidin tidak hanya muncul sebagai pemimpin spiritual tetapi juga sebagai
panglima perang tertinggi umat Islam pada saat itu.
·
Nabi Muhammad dan Khulafar
Rasyidin menjadi tauladan dan contoh yang paripurna bagi umat Islam
·
Nabi Muhammad dan Khulafar
Rasyidin selalu ada pada barisan pertama jika terjadi perang antara Islam dan
para penentang kehadiran Islam serta umat yang menolak seruan kepada Islam.
·
Meskipun kebanyakan pemeluk
Islam dari kaum lemah, namun semangat Islam mereka sangat keras dan kuat.
·
Para pemeluk
Islam saat itu ikut berperan dalam perjuangan Islam dan mensosialisasikan Isam
kepada kerabat dan keluarga mereka masing-masing, sehingga perkembangan Islam
semakin tampak dan besar.
·
Ajaran yang disampaikan
Islam adalah yang menitik beratkan terhadap keadilan social dan persamaan
derajat.
·
Rosulullah dan Khulafar
Rasyidin menyampaikan agama dengan jalan hikmah (kebijaksanaan) dan membantah
serta memberikan pengajaran dengan cara yang baik kepada seluruh umat manusia.
·
Menanamkan nilai-nilai
dasar keagamaan pada penduduk yang tinggal di wilayah kekuasaannya.
·
Islam disebarkan dengan
cinta dan kasih saying para pemimpinnya sebagai ajaran yang Haq
B. Perkembangan Ilmu
Pengetahuan di Masa Bani Umayyah
Banyak Amir yang menaruh perhatian untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan, diantaranya seperti apa yang dilakukan oleh Hisyam. Dia
mendorong para Theolog untuk pergi ke Madinah guna mempelajari ajaran-ajaran Maliki.
Dia medirikan sekolah-sekolah untuk pengajaran bahasa Arab. Kota Cordova
memiliki perpustakaan terbesar yang memuat 600.000 jilid buku. Amir selalu
mengupayakan panmbahan dan penyempurnaan perpustakaan berikut buku-bukunya,
baik dari dalam maupun luar negeri.[1]
Sebagian penulis sejarah mengatakan bahwa pengkajian
ilmu secara ilmiah di wilayah Barat (Spanyol dan sekitarnya), pelaksanaannya
lebih dulu terjadi di wilayah Timur (Baghdad
dan sekitarnya). Dengan demikian masyarakat intelek muslim yang ada di wilayah
Barat berhutang budi kepada saudara-saudara mereka yang berada di Timur.[2]
Berikut ilmu-ilmu yang muncul dan berkembang pada masa
Bani Umayyah:
1) Kebahasaan
Dalam ilmu ini muncul seperti ilmu bahasa murni, filologi,
tata bahasa, leksikografi. Penyusunan tata bahasa Yahudi yang secara esensial
didasarkan atas tata bahasa Arab. Selanjutnya bidang sastra, syair yang
digabungkan dengan nyanyian.
Tokoh-tokohnya sebagai berikut:
·
Al Qali (901-967 M),
seorang profesor Universitas Cordova kelahiran Amenia yang belajar di Baghdad.
·
Muhammad bin Hasan al
Zubaydi (928-989 M), murid al Qali yang berasal dari Spanyol (Seville) yang menguasai hamper semua ilmu
gurunya.[3]
·
Ibnu Abd Rabbih, seorang
pujangga pada zaman Abd Rahman III, mengarang al ‘Iqd al Farid dan al Ghani.
·
“ali bin Hazm (Ibn Hazm),
menulis tentang sebuah antologi syair cinta berjudul Tawq al Hamamah.[4]
·
Abd al Wahid bin Zaydan
(1003-1071 M) dan Walladah (meninggal 1087 M), karya mereka Muwashah dan jazal
merupakan karya yang monumental yang pernah mereka ciptakan pada masa itu.[5]
2) Kependidikan
Titik berat ilmu pendidikan yang berkembang pada
masyarakat masa itu adalah perhatian mereka pada keharusan seseorang bias
menulis dan membaca al Qur’an, tata bahasa Arab, dan syair. Pada hal-hal
tertentu juga pendidikan memusatkan pada persoalan hokum dan fiqh.[6]
Pada masa ini wanita pun boleh memiliki pendidikan
tinggi. Diantaranya ada Universitas Cordova, Toledo,
Granada, Clan
Sevilla.
3) Kepustakaan
Perpustakaan menjadi salah satu sarana penunjang
pendidikan yang utama pada masa itu dan bursa-bursa buku yang menjadi kegiatan
masyarakat pada saat itu. Sebagai contoh, perpustakaan al Hakam yang jumlah
bukunya mencapai 400.000 buah.[7]
Managemen lay
out di perpustakaan muncul seiring perkembangannya termasuk didalamnya katalogisasi.
Administrasi dan birokrasi peminjaman buku dilaksanakan dengan baik dan adanya
ketentuan-ketentuan tertentu bagi peminjam yang terdiri dari 2 golongan, yakni
golongan ulama dan non ulama.
4) Kesejarahan
Munculnya tokoh-tokoh reformer yang menganalisis
sejarah murni atau pun historiografi. Berikut tokoh-tokoh tersebut:
·
Ibn Qutaybah (wafat 977 M)
·
Ibn Hayyan (988-1076 M)
·
Ibn Khaldun (1332-1406 M),
karyanya yang monumental adalah Muqoddimah yang kemudian memunculkan teori life cycle dan diadopsi oleh para ilmuan
dunia menjadi teori civilization life
cycle.[8]
5) Keperjalanan
Ilmu ini muncul dengan adanya tokoh-tokoh geografi pada
saat itu, berikut tokoh-tokohnya:
·
Abu Ubayid al Bakri (wafat
1094 M)
·
Al Idrisi (lahir 1100 M)
·
Abu Husain bin Ahmad (lahir
1145 M)
·
Ibnu Jubair, melakukan
perjalanan pulang pergi dari Granada ke Mekah
melalui Mesir, Irak, Syria dan Sicilia.
·
Ibnu Batutah (1304-1377 M),
legendaries yang melakukan perjalanan di Negeri Timur seperti Srilangka dan Bengal sampai ke Cina. Perjalanan terkahirnya tahun 1353
M ke pedalaman Afrika.[9]
6) Kealaman
Ilmu ini muncul ditandai dengan adanya tokoh-tokoh
dalam cabang ilmu seperti astronomi, matematika, ilmu tumbuhan, kedokteran,
farmasi dan lain-lain. Tokohnya antara lain:
·
Abu Ma’syar (al Falaki)
·
Al Majriti (lahir 1007 M)
·
Al Zarqali (1029-1087 M)
·
Ibnu Aflah (lahir 1140 M)
·
Al Bitruti (lahir 1204 M)
·
Ibnu Sab’in, penemu 3
proses reproduksi tumbuhan yakni: stek, persemaian, tanaman yang tumbuh secara
spontan.[10]
·
Al Zahrawy, (abad X), ahli
bedah dengan karya al Tasrif
·
Ibnu Julul (944-994 M),
dokter khlifah dengan karyanya Thabaqod al Thib
·
Ibnu al Wafid (1007-1067
M), farmakolog, dokter sekaligus ahli tumbuhan. Karyanya kitab al Wisad
·
Abu Marwan (1092-1162 M),
seorang dokter, parasitolog dan ahli diagnosa. Karyanya al Iqtida dan al
Aghdiya
·
Ibnu Safar (wafat 1035 M),
seorang ahli matematika dan ahli astronomi. Karyanya table astronomi dan
astrolable.
7) Filsafat
Pada masa ini juga muncul para tokoh filsafat yang
kemudian pada perkembangannya filsafat ini didominasi unsur-unsur sufisme.
Tokohnya adalah sebagai berikut:
·
Ibnu Bajah (wafat 1138 M),
karyanya Tadbir al Mutawahhid,
dikatan bahwa filsuf ini berada dibawah baying-bayang al Faidh-nya al Farabi.[11]
·
Ibnu Tufail (wfat 1185 M),
karyanya al Hayy bin Yaqzhan.
·
Ibnu Rusyd (1126-1198)
·
Ibnu Sab’in, beliau seorang
ahli botani tetapi juga ahli filsafat Islam.[12]
·
Ibnu ‘Arabi (wafat 1240 M),
yang mengatakan teori panteisme.[13]
8) Kegamaan
Perkembangan ilmu agama ini oleh sebagai penulis
seajarah diidentikkan denga perkembangan hokum Islam baik dalam fiqh maupun
bidang syari’at. Adanya sikap mengutamakan akhlak, mewujudkan ma’rifat kepada
Allah dan mengagungkannya, adanya ritual peribadatan yang sesuai dengan
syari’at (al masyru’at) dalam agama seperti taqarrub, shalat, bedo’a, memuji
dan lan sebagainya. Banyaknya masyarakat pada saat itu yang berpegang pada
madzhab Maliki dan madzhab Zhahiri. Mereka didominasi oleh kaum sunni.
9) Kebudayaan
Pada masa itu perkembangan budaya secara ilmiah sudah
mewarnai kegidupan masyarakatnya sehari-hari. Dari peninggalan pada zaman Bani
Umayyah banyak dijumpai karya-karya yang terbuat dari logam, emas dan perak.
Ditemui juga dekorasi interior dari gedung-gedung peninggalan zaman tersebut,
salah satu contohnya adalah mesjid Agung Cordova. Banyak juga ditemukan barang-barang
yang terbuat dari keramik. Sentuhan seni juga terdapat pada barang-barang
tekstil dan karpet. Seni musik juga muncul pada masa ini yakni gabungan dari
sistim Persia-Arab. Sistim ini dibawa oleh Ziryab pada tahun 822 M, seorang
siswa sekolah musik Ishag al Maushuli di Baghdad. Kemudian mendirikan sekolah
musik di Cordova, setelah itu banyak bermunculan sekolah-sekolah musik seperti di Sevilla, Valencia
dan Granada.[14]
Dengan adanya seni musik maka muncullah beberapa teori
yakni musik mensural (ukuran dan tempo nada), glossa (tangga nada), tarkib atau
compound (gesekan pada not serentak) dan octave sehingga melahirkan harmoni
yang belum dikenal pada masa itu.
C. Faktor-Faktor Penghambat
Kemajuan Bani Umayyah
- Sistem pergantian pemimpin yang mengikuti garis keturunan (monarki), hal ini menekankan pada aspek senioritas dan kedekatan dengan keluarga istana. Sehingga hal ini memunculkan persaingan yang tidak sehat dikalangan keluarga anggota istana.
- Adanya kelompok sisa-sisa Syi’ah (para pengikut Abdullah bin Saba’ al Yahudi) dan Khawarij yang selalu menjadi oposisi pemerintah Bani Umayyah baik secara terang-terangan atau secara sembunyi-sembunyi.
- Adanya pertentangan antar etnis yakni suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb). Pertentangan ini menyebabkan pemerintah sulit menggalang persatuan.
- Adanya kekecewaan dari golongan Mawali (non Arab) yang merasa tidak puas dengan pengakuan statusnya oleh pemerintah Umayyah sebab merasa tersisih oleh bangsa Arab yang angkuh saat itu.
- Adanya gaya hidup mewah para keluarga istana sehingga para penerusnya tidak sanggup menanggung tanggung jawab yang besar saat menjadi pemimpin.
- Penduduk pada masa Bani Umayyah yang tergolong tidak heterogen yakni hanya kaum Arab saja yang mendominasi wilayah kekuasaan Bani Umayyah. Sehingga tidak terlalu banyak pertukaran pemikiran, pengalaman, ide atau gagasan yang muncul.
D. Referensi
H.M.
Syatiri Sofyan Lc. M.Ag. 1998. Sejarah
Peradaban Islam. Universitas Ibn Khaldun.
Hepi
Andi Bastori. Sejarah Para Khalifah.
Dr.
Badri Yatim, MA. Sejarah
Peradaban Islam. 1993. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Siti Jamilah
KPI / IV FAI UIKA
Tugas UAS Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan
Islam
[1] Al
Hayyat,t.t : 34
[2] Madkour,
1988 : 53
[3] Hitti,
1970 : 557
[4] Khan,
1980 : 94
[5] Ibid
[6] Watt,
1992 : 6
[7] Al Siba’iy, 1992 : 183
[8] Arnold J. Toynbee
mengembangkan teorinya dalam buku A Study
of History (Oxford University Press, London, 1960)
[9] Hitti,
1970 : 569
[10] Hitti,
1970 : 574
[11]
Madkour, 1988 : 54
[12]
Madkour, 1988 : 55-56
[13] Arabi,
1988 : 1, lihat juga Noer 1995 : 17).
[14]
Shiddiqi, 1985 : 89-92
No comments :
Post a Comment