Tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian
1.
Apa itu masalah?
Jawaban:
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus
dipecahkan. Dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil
yang maksimal. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus
dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil
yang maksimalMasalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan
dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu
yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata
lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang
diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.
2. Apa itu validitas & reliabilitas
Jawaban:
a) Pengertian Validitas
Menurut
Azwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Menurut Arikunto (1999) validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Menurut Nursalam (2003) validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen.
Berdasarkan
beberapa pendapat tentang pengertian validitas di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar ukuran yang menunjukkan
ketepatan dan kesahihan suatu instrumen.
Menurut
Arikunto (1999) suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa
yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai
dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria.
Sisi
lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu
alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi
juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
Cermat
berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang
sekecil- kecilnya di antara subjek yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh,
dalam bidang pengukuran aspek fisik, bila kita hendak mengetahui berat
sebuah cincin emas maka kita harus menggunakan alat penimbang berat emas agar
hasil penimbangannnya valid, yaitu tepat dan cermat. Sebuah alat penimbang
badan memang mengukur berat, akan tetapi tidaklah cukup cermat guna menimbang
berat cincin emas karena perbedaan berat yang sangat kecil pada berat emas itu
tidak akan terlihat pada alat ukur berat badan.
Demikian
pula kita ingin mengetahui waktu tempuh yang diperlukan dalam perjalanan dari
satu kota ke kota lainnya, maka sebuah jam tangan biasa adalah cukup cermat dan
karenanya akan menghasikan pengukuran waktu yang valid. Akan tetapi, jam tangan
yang sama tentu tidak dapat memberikan hasil ukur yang valid mengenai waktu
yang diperlukan seorang atlit pelari cepat dalam menempuh jarak 100 meter
dikarenakan dalam hal itu diperlukan alat ukur yang dapat memberikan perbedaan
satuan waktu terkecil sampai kepada pecahan detik yaitu stopwatch.
Menggunakan
alat ukur yang dimaksudkan untuk mengukur suatu aspek tertentu akan tetapi
tidak dapat memberikan hasil ukur yang cermat dan teliti akan menimbulkan
kesalahan atau eror. Alat ukur yang valid akan memiliki tingkat kesalahan yang
kecil sehingga angka yang dihasilkannya dapat dipercaya sebagai angka yang
sebenarnya atau angka yang mendekati keadaan sebenarnya.
v
Jenis-jenis
Validitas
Menurut Sudijono (2009) terdapat berbagai jenis validitas,
antara lain:
§
Pengujian Validitas
Tes Secara Rasional
Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh
atas dasar hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir secara logis.
Validitas Isi (Content
Validity)
Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah
validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelususran atau
pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut.
Validitas isi adalah yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat
pengukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat
pengukur hasil belajar peserta didik, isisnya telah dapat mewakili secara
representatif terhadap keseluruhan materi atau bahkan pelajaran yang seharusnya
diteskan (diujikan).
Validitas
konstruksi (Construct Validity)
Validitas konstruksi dapat diartikan sebagai validitas yang
ditilik dari segi susunan, kerangka atau rekaannya. Adapun secara terminologis,
suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki
validitas konstruksi, apabila tes hasil belajar tersebut telalh dapat dengan
secara tepat mencerminkan suatu konstruksi dalam teori psikologis.
§
Pengujian Validitas
Tes Secara Empirik
Validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang
didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empirik. Dengan kata lain,
validitas empirik adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh atas
dasar pengamatan di lapangan.
Validitas
ramalan (Predictive validity)
Validitas ramalan adalah suatu kondisi yang
menunjukkan seberapa jauhkah sebuah tes telah dapat dengan secara tepat
menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa
mendatang.
Validitas bandingan
(Concurrent Validity)
Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki
validitas bandingan apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan
secara tepat mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes pertama
dengan tes berikutnya.
b) Pengertian Reliabilitas
Menurut
Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat
keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya
untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada
situasi yang berbeda-beda. Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah
seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur.
Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien.
Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam (2003)
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau
kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang
berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama – sama memegang peranan
penting dalam waktu yang bersamaan.
Berdasarkan
beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu keajegan suatu tes untuk mengukur
atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur.
3.
Apa itu Populasi & Sample
Jawaban:
§ Populasi, atau bisa di sebut dengan “Universe” adalah
keseluruhan elemen yang akan di jelaskan oleh seorang peneliti dalam
penelitiannya. Sedangkan populasi tersebut bisa berbentuk/objek air, udara,
desa, desa, ataupun manusia. Populasi bisa memiliki jumlah yang besar maupun
kecil, serta bisa diketahui sifat ataupun variasinya, mungkin itu heterogen
atau homogen. Namun di sini, populasi tidak boleh di kacaukan dengan sampel.
§ Sampel adalah perwakilan dari populasi. Dalam hal ini, jika
jumlah sampel dan populasi adalah sama, maka penelitian tersebut dinamakan
dengan sensus. Sering terjadi dalam penelitian, jumlah sampel yang di ambil
lebih sedikit daripada jumlah populasinya. Namun yang terpenting adalah cara
mengambil sampel (sampling techniques). Karena dalam sampel yang berjumlah
besar bisa menyesatkan jika teknik samplingnya salah. Sebaliknya, sampel kecil
sudah cukup memadai jika teknik samplingnya benar.
No comments :
Post a Comment