Blog Berbagi Informasi

Friday, 14 March 2014

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Dakwah

No comments :


Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Dakwah
A.   Apa yang disebut dengan masalah?
Masalah adalah hal yang timbul karena adanya tantangan, adanya keraguan, dan adanya kesangsian terhadap suatu kenampakan atau fenomena. Masalah disebabkan karena adanya ambigitas, kemenduaan, adanya kesenjangan atau celah antar kejadian atau fenomena baik yang telah terjadi atau bakal terjadi. Masalah penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi objek penelitian, dan akan dipelajari, dikaji, diselesaikan, atau dipecahkan. Didalamnya diungkapkan kesulitan, dilemma atau persoalan yang harus dipecahkan dan dicari solusi atau jalan keluarnya.

B.   Apa yang disebut dengan Variabel?
Pengertian Variabel
Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007) Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variabel sebagai berikut :
Menurut Hatch & Farhady (1981) variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Menurut Kerlinger (1973) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
Sedangkan menurut Kidder (1981) variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Menurut (Bhisma Murti (1996) variabel didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
Menurut Sudigdo Sastroasmoro, variabel merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007) mengungkapkan variabel sebagai konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variabel.
Dengan demikian, variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002) berpendapat variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.
Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, maka dapat dirumuskan definisi variabel penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”
Variabel penelitian memiliki beberapa kegunaan antara lain :
• Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
• Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
• Untuk pengujian hipotesis
Dalam pelaksanaan penelitian, sebaiknya variabel penelitian ditetapkan dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar variabel penelitian tersebut relevan dengan tujuan penelitian dan dapat diamati dan dapat diukur.
Dalam suatu penelitian, variebel perlu diidentifikasikan, diklasifikasikan dan didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.

Jenis-jenis Variabel penelitian
Dalam terminologi Metodologik, dikenal beberapa macam variabel penelitian. Berdasarkan hubungan antara satu variabel satu dengan variabel yang lain, maka macam – macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
1.      Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, atau Variable Bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Eksogen. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh :
“Pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa”, maka metode mengajar adalah variabel independen (variabel bebas)

2.      Variabel Dependen (Variabel terikat)
Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Indogen. Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent.
Contoh :
“Pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa”, maka hasil belajar adalah variabel dependen (variabel terikat)

3.      Variabel Moderator
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Variabel Moderator disebut juga Variabel Independen Kedua.
Contoh hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.

4. Variabel Intervening
Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “an intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat.
Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
5.      Variabel Kontrol
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh :
Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Menyelesaikan Soal cerita. Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah & Metode Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya Standard Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar belakang sama (tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama.
Dengan adanya Variabel Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Menyelesaikan soal cerita dapat diketahui lebih pasti.

Pada kenyataannya gejala-gejala sosial itu sering meliputi berbagai macam variabel yang saling terkait secara simultan baik variabel bebas, terikat, moderator, maupun intervening sehingga penelitian yang baik akan mengamati semua variabel tersebut. Akan tetapi, karena adanya keterbatasan dalam berbagai hal, peneliti seringkali hanya memfokuskan pada beberapa variabel yaitu variabel independen dan dependen. Akan tetapi dalam penelitian kualitatif hubungan anatar semua variabel tersebut akan diamati, hal ini diakrenakan dalam penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat diklasifikasikan, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (holistic)

 Pengukuran Variabel
Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala Pengukuran, yaitu :
1. Skala Nominal
Skala Nominal adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain.
Misalnya :
• Jenis Kelamin       : dibedakan antara laki – laki dan perempuan
• Pekerjaan              : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
• Golongan Darah   : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
• Ras                       : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
• Suku Bangsa        : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.
Skala Nominal, variasinya tidak menunjukkan perurutan atau kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan – tingkatan.Skala Ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat atau jabatan. Skala Ordinal adalah kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat.Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh :
• Tingkat Pendidikan                                         : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
• Pendapatan                                                      : Tinggi, Sedang, Rendah
• Tingkat Keganasan Kanker                            : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III. Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat daripada Stadium I dan Stadium III lebih berat daripada Stadium II.Tetapi kita tidak bisa menentukan secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.
• Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert)   : Setuju, Ragu – ragu, Tidak Setuju. Dsb.

3. Skala Interval
Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti.Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil..dsb); tetapi Nilai Mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara Matematis, oleh karena itu batas – batas Variasi Nilai pada Skala Interval bersifat arbiter (angka nolnya tidak absolute)
Contoh :
• Temperature / Suhu Tubuh      : sebagai skala interval, suhu 360Celcius jelas lebih panas daripada suhu 240Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360Celcius 1½ kali lebih panas daripada suhu 240Celcius. Alasannya : Penentuan skala 00Celcius Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak Ada Suhu/Temperatur sama sekali).
• Tingkat Kecerdasan,
• Jarak, dsb.

4. Skala Ratio (Skala Perbandingan).
Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL ABSOLUT ).
Misalnya :
• Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini juga dapat dikatakan hahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 Cm.
• Denyut Nadi : Nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada sama sekali denyut nadinya.
• Berat Badan
• Dosis Obat, dsb.

Dari uraian di atas jelas bahwa Skala Ratio, Interval, Ordinal dan Nominal berturut – turut memiliki nilai kuantitatif dari yang Paling Rinci ke yang Kurang Rinci. Skala Ratio mempunyai sifat – sifat yang dimiliki Skala Interval, Ordinal dan Nominal. Skala Interval memiliki ciri – ciri yang dimiliki Skala Ordinal dan Nominal, sedangkan Skala Ordinal memiliki sifat yang dimiliki Skala Nominal.
Adanya perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan terjadinya Transformasi Skala Ratio dan Interval menjadi Ordinal atau Nominal. Transformasi ini dikenal sebagai Data Reduction atau Data Collapsing. Hal ini dimaksudkan agar dapat menerapkan metode statistik tertentu, terutama yang menghendaki skala data dalam bentuk Ordinal atau Nominal.
Sebaliknya, Skala Ordinal dan Nominal tidak dapat diubah menjadi Interval atau Ratio. Skala Nominal yang diberi label 0, 1 atau 2 dikenal sebagai Dummy Variable (Variabel Rekayasa). Misalnya : Pemberian label 1 untuk laki – laki dan 2 untuk perempuan tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai nilai / hanya kode). Dengan demikian, perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak dari laki – laki. Pemberian label tersebut dimaksudkan untuk mengubah kategori huruf (Alfabet) menjadi kategori Angka (Numerik), sehingga memudahkan analisis data. (Cara ini dijumpai dalam Uji Q Cochran pada Pengujian Hipotesis).

Korelasi antar Variabel
Dikenal 3 macam Korelasi antar Variabel, yaitu :
1.      Korelasi Simetris
Korelasi Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi tidak ada mekanisme pengaruh – mempengaruhi ; masing – masing bersifat mandiri.
Korelasi Simetris terjadi karena :
·         Kebetulan.
Misalnya : Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras.
·         Sama – sama merupakan akibat dari faktor yang sama (Sebagai akibat dari Variabel Bebas)
Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan variable terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”.
·         Sama – sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama.
Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi otot ; Keduanya merupakan indicator “Kemampuan” Kontraksi Otot.
2.      Korelasi Asimetris
Korelasi Asimatris ialah Korelasi antara dua variable dimana variable yang satu bersifat mempengaruhi variable yang lain ( Variable Bebas dan Variable Terikat ). Contoh : Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan arterosklerosis.
3.      Korelasi Timbal Balik
Korelasi Timbal Balik adalah Korelasi antar dua variable yang antar keduanya saling pengaruh – mempengaruhi.
Contoh :
Korelasi antara Malnutrisi dan Malabsorbsi.
Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan malabsorbsi.

C.   Apa yang dimaksud dengan desain penelitian
Untuk dapat menghasilkan penelitian yang baik, maka dibutuhkan desain penelitian untuk menunjang dan menberikan hasil penelitian yang sistematik. Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu penelitian dalam pengumpulan dan menganalisis data.
Adapun desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Definisi lain mengatakan bahwa desain (design) penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar – ancar kegiatan yang akan dilaksanakan
Dalam pengertian yang lebih luas, design penelitian mencakup proses-proses berikut :
a)      Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
b)      Pemilihan kerangka konsepsual
c)      Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis
d)     Membangun penyelidikan atau percobaan
e)      Memilih serta member definisi terhadap pengukuran variabel-variabel
f)       Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan
g)      Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
h)      Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data
i)        Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistic
j)        Pelaporan hasil penelitian
 
Ruang Lingkup Design Penelitian
Ruang lingkup design penelitian terdiri dari :
a)       Penentuan Judul Penelitian
Penentuan judul penelitian sangat penting karena dapat mengetahui objek penelitian, subjek apa yang akan diteliti, dimana lokasi penelitian, tujuan yang ingin di capai dan sasarannya.
Ada beberapa petunjuk bagi seorang peneliti yang akan melakukan penelitian dalam menentukan judul, yaitu :
·         Keterjangkauan
·         Ketersedian Data
·         Signifikansi Judul yang dipilih

Beberapa syarat yang diperlukan untuk memilih judul penelitian, yaitu :
·         Judul ditetapkan setelah peneliti mengetahui permasalahan pokok objek yang akan diteliti
·         Judul penelitian mencerminkan keseluruhan isi penulisan
·         Judul harus mengemukakan kalimat singkat dan jelas

b)      Penentuan masalah penelitian.
Masalah penelitian itu merupakan pedoman kegiatan penelitian. Dalam penelitian, masalah berperan untuk mengarahkan kegiatan penelitian. Tanpa rumusan masalah, peneliti akan kesulitan dalam pelaksanaan dan penulisan penelitiannya.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:
·         Masih berhubungan dengan judul utama
·         Mendukumg tujuan penelitian
·         Mengembangkan atau memperluas cara-cara pengujian suatu teori
·         Memberikan  sumbangan terhadap metodelogi penenelitian
·         Menunjukan variable-variabel yang diteliti.

c)      Penentuan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian dapat mengarahkan peneliti untuk mencapai sasaran dan target yang ingin dicapai. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan utam dan tujuan sekunder. Tujuan utama sangat erat kaitannya dengan judul dan masalah penelitian, sedangkan tujuan sekunder sangat tergantung pada keinginan pribadi seorang peneliti, dengan kata lain lebih bersifat subjektif bagi peneliti.

d)     Penentuan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan namun perlu menguji kebenarannya.
Ada beberapa cara untuk merumuskan hipotesis anatara lain yaitu sebagai berikut:
·         Hipotesis yang baik harus searah dan mendukung Judul, Masalah, dan Tujuan Penelitian
·         Hipotesis harus dapat diuji dengan data empiris
·         Hipotesis harus bersifat spesifik

Dalam statistik dikenal ada dua macam hipotesis yaitu:
·         Hipotesis nol (H0): hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan dan tidak ada perbedaan atau tidak ada pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
·         Hipotesis alternative (Ha): hipotesis yang menyatakan adannya ketidaksamaan atau adanya perbedaan dan saling mempengaruhi anatara variabel satu dengan variable yang lain

e)      Penentuan populasi dan sampel penelitian.
Yang harus diperhatikan dalam menentukan sampel penelitian, adalah :
·         Tentukan populasi di daerah penelitian.
·         Tentukan jumlah sampel yang akan diteliti
·         Tentukan metode pengambilan sampel
 
f)       Penentuan metode dan teknik pengumpulan data.
Metode pengumpulan data terdiri atas beberapa cara yaitu :
·         Osevasi
·         Wawancara
·         Angket
·         Pengumpulan data skunder
·         Pengumpulan data melalui penginderaan jauh

g)      Penentuan cara mengolah dan menganalisis data.

Jenis-jenis Design Penelitian
Pengelompokkan design penelitian yang menyeluruh belum dapat dibuat dewasa ini, karena masing-masing ahli mengelompokkan jenis design penelitian sesuai dengan kondisi ilmuwan itu sendiri.
Ilmuwan McGrath (1970) mengelompokkan design penelitian menjadi lima, yaitu :
·         Percobaan dengan control
·         Studi (belajar)
·         Survey (pengamatan)
·         Investigasi (meneliti)
·         Penelitian tindakan

Sedangkan menurut Barnes (1964), design penelitian dibagi menjadi :
·         Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan kelompok control
·         Studi “ Sesudah Saja” dengan kelompok control
·         Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan satu kelompok
·         Studi “ Sesudah Saja” tanpa control
·         Percobaan ex post facto
 
Shah (1972) mencoba membagi design penelitian menjadi enam kenis, yaitu :
·         Design untuk penelitian yang ada control
·         Design untuk studi deskriptif dan analitis
·         Design untuk studi lapangan
·         Design untuk studi dengan dimensi waktu
·         Design untuk studi evaluatif - nonevaluatif
·         Design dengan menggunakan data primer atau data sekunder

Design penelitian memiliki beragam jenis dilihat dari berbagai perspektif, antara lain :
a)      Desain penelitian dilihat dari perumusan masalahnya ;
·         Penelitian eksploratif
·         Penelitian uji hipotesis

b)      Desain penelitian berdasarkan metode pengumpulan data ;
·         Penelitian pengamatan
·         Penelitian Survai

c)      Desain penelitian dilihat dari pengendalian variabel-variabel oleh peneliti ;
·         Penelitian eksperimental
·         Penelitian ex post facto

d)     Desain penelitian menurut tujuannya ;
·         Penelitian deskriptif
·         Penelitian komparatif
·         Penelitian asosiatif

e)      Desain penelitian menurut dimensi waktunya ;
·         Penelitian Time Series
·         Penelitian Cross Section

f)       Desain Penelitian dilihat dari lingkungan studi dapat dikelompokkan ;
·         Studi dan Eksperimen Lapangan
·         Ekspreimen Laboratorium

Design Dalam Merencanakan Penelitian
Dalam memecahkan masalah, design dimulai dengan mengadakan penyelidikan dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui. Dari penyelidikan itu, akan terjawab bagaimana hipotesis dirumuskan dan diuji dengan data yang diperoleh untuk memcahkan suatu masalah. Dari sini pula dapat dicari beberapa petunjuk tentang design yang akan dibuat untuk penelitian yang akan dikembangkan.

Design Pelaksanaan Penelitian
Design pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan atau pengamatan serta memilih pengukuran,-pengukuran variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan data kemudian membuat coding dan editing, serta memproses data yang telah dikumpulkan.
Suchman (1967) telah membagi design dalam pelaksanaan penelitian, yaitu :
§  Design sampel
§  Design alat (instrument)
§  Design administrasi
§  Design analisis

D.   Apa yang disebug dengan Hipotesis penelitian?
Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian. Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa.
Pengertian Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Seringkali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.
Dari kedua pernyataan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar mungkin salah.

Jenis-jenis Hipotesa
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
·         Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y,  atau  adanya perbedaan antara dua kelompok.
·         Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering juga disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam  penelitian ini penulis mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).
Contoh Hipotesa yang diajukan dalam penulisan penelitian.
·         Hipotesis Kerja (H1)  ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks lebih  efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan  Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
·         Hipotesis Nihil (H0) ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks tidak efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.

Sumber:
http://www.scribd.com/doc/30385686/Desain-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
Dr. Ir. Abdul Wahab Abdoel Kadir. Metodologi Penelitian. Pramita Press. Banten

No comments :

Post a Comment