Tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Dakwah
A.
Apa
yang disebut dengan masalah?
Masalah adalah hal yang timbul
karena adanya tantangan, adanya keraguan, dan adanya kesangsian terhadap suatu
kenampakan atau fenomena. Masalah disebabkan karena adanya ambigitas,
kemenduaan, adanya kesenjangan atau celah antar kejadian atau fenomena baik
yang telah terjadi atau bakal terjadi. Masalah penelitian adalah sesuatu yang
akan menjadi objek penelitian, dan akan dipelajari, dikaji, diselesaikan, atau
dipecahkan. Didalamnya diungkapkan kesulitan, dilemma atau persoalan yang harus
dipecahkan dan dicari solusi atau jalan keluarnya.
B. Apa yang disebut dengan Variabel?
Pengertian Variabel
Variabel
Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007) Secara Teoritis,
para ahli telah mendefinisikan Variabel sebagai berikut :
Menurut
Hatch & Farhady (1981) variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang
atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain.
Menurut
Kerlinger (1973) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan
dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status
social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll. Variabel dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values). Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang
bervariasi.
Sedangkan
menurut Kidder (1981) variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana
peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Menurut (Bhisma Murti
(1996) variabel didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai.
Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
Menurut
Sudigdo Sastroasmoro, variabel merupakan karakteristik subyek penelitian yang
berubah dari satu subyek ke subyek lainnya. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
mengungkapkan variabel sebagai konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan
Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep
yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut
sebagai variabel.
Dengan demikian, variabel dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
Dr.
Soekidjo Notoatmodjo (2002) berpendapat variabel mengandung pengertian ukuran
atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda
dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Variabel adalah sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh
suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Misalnya : umur,
jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan,
pendapatan, penyakit, dsb.
Berdasarkan
pengertian – pengertian di atas, maka dapat dirumuskan definisi variabel
penelitian adalah “suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulan.”
Variabel
penelitian memiliki beberapa kegunaan antara lain :
• Untuk mempersiapkan alat dan
metode pengumpulan data
• Untuk mempersiapkan metode
analisis/pengolahan data
• Untuk pengujian hipotesis
Dalam
pelaksanaan penelitian, sebaiknya variabel penelitian ditetapkan dengan baik.
Hal ini dimaksudkan agar variabel penelitian tersebut relevan dengan tujuan
penelitian dan dapat diamati dan dapat diukur.
Dalam
suatu penelitian, variebel perlu diidentifikasikan, diklasifikasikan dan
didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian
hipotesis.
Jenis-jenis
Variabel penelitian
Dalam
terminologi Metodologik, dikenal beberapa macam variabel penelitian.
Berdasarkan hubungan antara satu variabel satu dengan variabel yang lain, maka
macam – macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
1. Variabel Independen
(variabel bebas)
Variabel
ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel
Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, atau Variable Bebas.
Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural,
Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Eksogen. Variabel Bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena
bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh :
“Pengaruh metode mengajar terhadap
hasil belajar siswa”, maka metode mengajar adalah variabel independen (variabel
bebas)
2. Variabel Dependen (Variabel
terikat)
Sering
disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel
Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung. Dalam SEM (Structural
Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen
disebut juga sebagai Variabel Indogen. Variabel Terikat merupakan Variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut
Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel
independent.
Contoh :
“Pengaruh metode mengajar terhadap
hasil belajar siswa”, maka hasil belajar adalah variabel dependen (variabel
terikat)
3. Variabel Moderator
Variabel
Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan Memperlemah)
hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Variabel Moderator disebut
juga Variabel Independen Kedua.
Contoh
hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :
Hubungan motivasi dan prestasi
belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan iklim/lingkungan
belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik
dalam menciptakan iklim belajar.
4. Variabel Intervening
Dalam hal
ini Tuckman (1988) menyatakan “an intervening variable is that factor that
theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or
manipulate”. Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi
tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara
yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel
Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel
Terikat.
Contoh :
Tinggi
rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur
harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup
seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel
moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
5. Variabel Kontrol
Variabel
Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam
penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh :
Pengaruh Metode Pembelajaran
terhadap Penguasaan Keterampilan Menyelesaikan Soal cerita. Variabel Bebasnya
adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah & Metode Demonstrasi.
Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya Standard
Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar belakang sama
(tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama.
Dengan adanya Variabel Kontrol
tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan
Keterampilan Menyelesaikan soal cerita dapat diketahui lebih pasti.
Pada
kenyataannya gejala-gejala sosial itu sering meliputi berbagai macam variabel
yang saling terkait secara simultan baik variabel bebas, terikat, moderator,
maupun intervening sehingga penelitian yang baik akan mengamati semua variabel
tersebut. Akan tetapi, karena adanya keterbatasan dalam berbagai hal, peneliti
seringkali hanya memfokuskan pada beberapa variabel yaitu variabel independen
dan dependen. Akan tetapi dalam penelitian kualitatif hubungan anatar semua
variabel tersebut akan diamati, hal ini diakrenakan dalam penelitian kualitatif
berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat diklasifikasikan, tetapi merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (holistic)
Pengukuran Variabel
Pengukuran
Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala Pengukuran, yaitu :
1. Skala Nominal
Skala
Nominal adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota yang
mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota
himpunan yang lain.
Misalnya :
• Jenis
Kelamin : dibedakan antara laki –
laki dan perempuan
•
Pekerjaan : dapat dibedakan
petani, pegawai, pedagang
• Golongan
Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
• Ras : dapat dibedakan atas
Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
• Suku
Bangsa : dpt dibedakan dalam suku
Jawa, Sunda, Batak dsb.
Skala
Nominal, variasinya tidak menunjukkan perurutan atau kesinambungan, tiap
variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam Skala Nominal tidak dapat
dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih
rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk
dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Skala
Ordinal adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan – tingkatan.Skala
Ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat
atau jabatan. Skala Ordinal adalah kategori yang dapat diurutkan atau diberi
peringkat.Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu variasi
nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan
hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai
yang lain.
Contoh :
• Tingkat
Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
•
Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
• Tingkat
Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II,
dan III. Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat daripada
Stadium I dan Stadium III lebih berat daripada Stadium II.Tetapi kita tidak
bisa menentukan secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.
• Sikap (yang diukur dengan Skala
Linkert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak
Setuju. Dsb.
3. Skala Interval
Skala
Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang
lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.Dikatakan Skala
Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai pengamatan
lainnya dapat diketahui secara pasti.Nilai variasi pada Skala Interval juga
dapat dibandingkan seperti halnya pada skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih
Kecil..dsb); tetapi Nilai Mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara Matematis,
oleh karena itu batas – batas Variasi Nilai pada Skala Interval bersifat
arbiter (angka nolnya tidak absolute)
Contoh :
•
Temperature / Suhu Tubuh : sebagai
skala interval, suhu 360Celcius jelas lebih panas daripada suhu 240Celcius.
Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360Celcius 1½ kali lebih
panas daripada suhu 240Celcius. Alasannya : Penentuan skala
00Celcius Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak Ada
Suhu/Temperatur sama sekali).
• Tingkat
Kecerdasan,
• Jarak,
dsb.
4. Skala Ratio (Skala Perbandingan).
Skala
Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi
nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL ABSOLUT ).
Misalnya :
• Tinggi
Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan mempunyai selisih
60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini juga dapat dikatakan hahwa : tinggi
badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 Cm.
• Denyut
Nadi : Nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada sama sekali denyut
nadinya.
• Berat
Badan
• Dosis
Obat, dsb.
Dari
uraian di atas jelas bahwa Skala Ratio, Interval, Ordinal dan Nominal berturut
– turut memiliki nilai kuantitatif dari yang Paling Rinci ke yang Kurang Rinci.
Skala Ratio mempunyai sifat – sifat yang dimiliki Skala Interval, Ordinal dan
Nominal. Skala Interval memiliki ciri – ciri yang dimiliki Skala Ordinal dan
Nominal, sedangkan Skala Ordinal memiliki sifat yang dimiliki Skala Nominal.
Adanya
perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan terjadinya Transformasi Skala Ratio
dan Interval menjadi Ordinal atau Nominal. Transformasi ini dikenal sebagai
Data Reduction atau Data Collapsing. Hal ini dimaksudkan agar dapat menerapkan
metode statistik tertentu, terutama yang menghendaki skala data dalam bentuk
Ordinal atau Nominal.
Sebaliknya,
Skala Ordinal dan Nominal tidak dapat diubah menjadi Interval atau Ratio. Skala
Nominal yang diberi label 0, 1 atau 2 dikenal sebagai Dummy Variable (Variabel
Rekayasa). Misalnya : Pemberian label 1 untuk laki – laki dan 2 untuk perempuan
tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai nilai / hanya kode). Dengan
demikian, perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak dari laki – laki.
Pemberian label tersebut dimaksudkan untuk mengubah kategori huruf (Alfabet)
menjadi kategori Angka (Numerik), sehingga memudahkan analisis data. (Cara ini
dijumpai dalam Uji Q Cochran pada Pengujian Hipotesis).
Korelasi
antar Variabel
Dikenal
3 macam Korelasi antar Variabel, yaitu :
1. Korelasi Simetris
Korelasi
Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi tidak ada
mekanisme pengaruh – mempengaruhi ; masing – masing bersifat mandiri.
Korelasi
Simetris terjadi karena :
· Kebetulan.
Misalnya
: Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras.
· Sama –
sama merupakan akibat dari faktor yang sama (Sebagai akibat dari Variabel
Bebas)
Contoh
: Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan variable
terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”.
· Sama –
sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama.
Misalnya
: Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi otot ;
Keduanya merupakan indicator “Kemampuan” Kontraksi Otot.
2. Korelasi Asimetris
Korelasi
Asimatris ialah Korelasi antara dua variable dimana variable yang satu bersifat
mempengaruhi variable yang lain ( Variable Bebas dan Variable Terikat ). Contoh
: Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan arterosklerosis.
3. Korelasi Timbal Balik
Korelasi
Timbal Balik adalah Korelasi antar dua variable yang antar keduanya saling
pengaruh – mempengaruhi.
Contoh :
Korelasi
antara Malnutrisi dan Malabsorbsi.
Malabsorbsi akan mengakibatkan
Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang
akhirnya menyebabkan malabsorbsi.
C.
Apa yang dimaksud dengan desain
penelitian
Untuk dapat menghasilkan penelitian
yang baik, maka dibutuhkan desain penelitian untuk menunjang dan menberikan
hasil penelitian yang sistematik. Desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu
penelitian dalam pengumpulan dan menganalisis data.
Adapun desain penelitian menurut Mc
Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana dan struktur penyelidikan yang
digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan
penelitian.
Definisi lain mengatakan bahwa
desain (design) penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh
peneliti, sebagai ancar – ancar kegiatan yang akan dilaksanakan
Dalam pengertian yang lebih luas,
design penelitian mencakup proses-proses berikut :
a) Identifikasi dan pemilihan
masalah penelitian
b) Pemilihan kerangka
konsepsual
c) Memformulasikan masalah
penelitian dan membuat hipotesis
d) Membangun penyelidikan atau
percobaan
e) Memilih serta member
definisi terhadap pengukuran variabel-variabel
f) Memilih prosedur dan
teknik sampling yang digunakan
g) Menyusun alat serta teknik
untuk mengumpulkan data
h) Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data
i) Menganalisa
data dan pemilihan prosedur statistic
j) Pelaporan hasil
penelitian
Ruang Lingkup Design Penelitian
Ruang lingkup design penelitian terdiri dari :
a) Penentuan Judul Penelitian
Penentuan judul penelitian sangat penting karena dapat
mengetahui objek penelitian, subjek apa yang akan diteliti, dimana lokasi
penelitian, tujuan yang ingin di capai dan sasarannya.
Ada beberapa petunjuk bagi seorang peneliti yang akan
melakukan penelitian dalam menentukan judul, yaitu :
·
Keterjangkauan
·
Ketersedian Data
·
Signifikansi Judul yang dipilih
Beberapa
syarat yang diperlukan untuk memilih judul penelitian, yaitu :
·
Judul ditetapkan setelah peneliti mengetahui permasalahan pokok objek yang akan
diteliti
·
Judul penelitian mencerminkan keseluruhan isi penulisan
·
Judul harus mengemukakan kalimat singkat dan jelas
b) Penentuan masalah penelitian.
Masalah penelitian itu merupakan pedoman kegiatan
penelitian. Dalam penelitian, masalah berperan untuk mengarahkan kegiatan
penelitian. Tanpa rumusan masalah, peneliti akan kesulitan dalam pelaksanaan
dan penulisan penelitiannya.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam perumusan
masalah yaitu:
·
Masih berhubungan dengan judul utama
·
Mendukumg tujuan penelitian
·
Mengembangkan atau memperluas cara-cara pengujian suatu teori
·
Memberikan sumbangan terhadap metodelogi penenelitian
· Menunjukan
variable-variabel yang diteliti.
c)
Penentuan tujuan penelitian.
Tujuan
penelitian dapat mengarahkan peneliti untuk mencapai sasaran dan target yang
ingin dicapai. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan utam dan tujuan sekunder.
Tujuan utama sangat erat kaitannya dengan judul dan masalah penelitian,
sedangkan tujuan sekunder sangat tergantung pada keinginan pribadi seorang
peneliti, dengan kata lain lebih bersifat subjektif bagi peneliti.
d)
Penentuan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap permasalahan namun perlu menguji
kebenarannya.
Ada
beberapa cara untuk merumuskan hipotesis anatara lain yaitu sebagai berikut:
· Hipotesis
yang baik harus searah dan mendukung Judul, Masalah, dan Tujuan Penelitian
·
Hipotesis harus dapat diuji dengan data empiris
·
Hipotesis harus bersifat spesifik
Dalam statistik dikenal ada dua
macam hipotesis yaitu:
·
Hipotesis nol (H0):
hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan dan tidak ada perbedaan atau tidak
ada pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
·
Hipotesis alternative (Ha):
hipotesis yang menyatakan adannya ketidaksamaan atau adanya perbedaan dan
saling mempengaruhi anatara variabel satu dengan variable yang lain
e)
Penentuan populasi dan sampel penelitian.
Yang harus
diperhatikan dalam menentukan sampel penelitian, adalah :
· Tentukan
populasi di daerah penelitian.
·
Tentukan jumlah sampel yang akan diteliti
·
Tentukan metode pengambilan sampel
f)
Penentuan metode dan teknik pengumpulan data.
Metode pengumpulan data terdiri atas beberapa cara yaitu :
·
Osevasi
·
Wawancara
·
Angket
·
Pengumpulan data skunder
·
Pengumpulan data melalui penginderaan jauh
g)
Penentuan cara mengolah dan menganalisis data.
Jenis-jenis Design Penelitian
Pengelompokkan design penelitian yang menyeluruh belum dapat
dibuat dewasa ini, karena masing-masing ahli mengelompokkan jenis design
penelitian sesuai dengan kondisi ilmuwan itu sendiri.
Ilmuwan McGrath (1970)
mengelompokkan design penelitian menjadi lima, yaitu :
· Percobaan
dengan control
·
Studi (belajar)
·
Survey (pengamatan)
·
Investigasi (meneliti)
·
Penelitian tindakan
Sedangkan menurut Barnes (1964), design penelitian dibagi
menjadi :
·
Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan kelompok control
·
Studi “ Sesudah Saja” dengan kelompok control
·
Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan satu kelompok
·
Studi “ Sesudah Saja” tanpa control
·
Percobaan ex post facto
Shah (1972) mencoba membagi design
penelitian menjadi enam kenis, yaitu :
·
Design untuk penelitian yang ada control
·
Design untuk studi deskriptif dan analitis
·
Design untuk studi lapangan
·
Design untuk studi dengan dimensi waktu
·
Design untuk studi evaluatif - nonevaluatif
·
Design dengan menggunakan data primer atau data sekunder
Design penelitian memiliki beragam
jenis dilihat dari berbagai perspektif, antara lain :
a)
Desain penelitian dilihat dari perumusan masalahnya ;
·
Penelitian eksploratif
·
Penelitian uji hipotesis
b)
Desain penelitian berdasarkan metode pengumpulan data ;
·
Penelitian pengamatan
·
Penelitian Survai
c)
Desain penelitian dilihat dari pengendalian variabel-variabel oleh peneliti ;
·
Penelitian eksperimental
·
Penelitian ex post facto
d) Desain
penelitian menurut tujuannya ;
·
Penelitian deskriptif
·
Penelitian komparatif
·
Penelitian asosiatif
e)
Desain penelitian menurut dimensi waktunya ;
·
Penelitian Time Series
·
Penelitian Cross Section
f)
Desain Penelitian dilihat dari lingkungan studi dapat dikelompokkan ;
·
Studi dan Eksperimen Lapangan
·
Ekspreimen Laboratorium
Design Dalam Merencanakan Penelitian
Dalam memecahkan masalah, design dimulai dengan mengadakan
penyelidikan dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan
diketahui. Dari penyelidikan itu, akan terjawab bagaimana hipotesis dirumuskan
dan diuji dengan data yang diperoleh untuk memcahkan suatu masalah. Dari sini
pula dapat dicari beberapa petunjuk tentang design yang akan dibuat untuk
penelitian yang akan dikembangkan.
Design Pelaksanaan Penelitian
Design pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat
percobaan atau pengamatan serta memilih pengukuran,-pengukuran variabel,
memilih prosedur dan teknik sampling,
alat-alat untuk mengumpulkan data kemudian membuat coding dan editing, serta
memproses data yang telah dikumpulkan.
Suchman (1967) telah membagi design dalam
pelaksanaan penelitian, yaitu :
§ Design sampel
§ Design alat (instrument)
§ Design administrasi
§ Design analisis
D.
Apa yang disebug dengan Hipotesis
penelitian?
Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian.
Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa”
yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya
disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan
menjadi Hipotesa.
Pengertian
Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Seringkali
peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan.
Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui
penelitian yang dilakukan.
Dari kedua
pernyataan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah
suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin
benar mungkin salah.
Jenis-jenis Hipotesa
Menurut
Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan dapat di golongkan
menjadi dua yaitu :
·
Hipotesa Kerja,
atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa kerja menyatakan
adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan
antara dua kelompok.
·
Hipotesa Nol
(Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering juga disebut Hipotesa
statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik,
yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat
penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis
kerja dan hipotesis nihil (nol).
Contoh
Hipotesa yang diajukan dalam penulisan penelitian.
·
Hipotesis Kerja
(H1) ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks
lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa
Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika
Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
·
Hipotesis Nihil
(H0) ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks tidak efektif
dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks
Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan
Linear ”.
Sumber:
Dr.
Ir. Abdul Wahab Abdoel Kadir. Metodologi Penelitian. Pramita Press. Banten
No comments :
Post a Comment