PROSES DAN FUNGSI
KOMUNIKASI MASSA
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan
masyarakat saat ini dipacu oleh kemajuan teknologi komunikasi yang semakin
canggih menunjukkan pengaruh yang kuat terhadap kemekaran media massa. Tetapi
di pihak lain secara timbal balik ini menimbulkan dampak yang teramat kuat pula
terhadap masyarakat. Para pakar komunikasi mengkhawatirkan pengaruh media massa
ini bukannya menimbulkan dampak yang positif konstruktif melainkan negatif
destruktif.
Pusat dari
studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang
menebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhinya
dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan
politik atau ekonomi, media merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan
bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas. Selanjutnya permasalahan tentang
proses dan fungsi komunikasi massa akan dibahas dalam makalah ini.
2. Tujuan
Makalah ini membahas tentang proses dan fungsi
komunikasi massa. Diharapkan pembaca memahami bagaimana proses dan fungsi
komunikasi massa itu sendiri. BAB II
PEMBAHASAN
1.
Proses
Komunikasi Massa
Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian
pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu
guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media
membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Media-media ini
akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan mencerminkan
kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada
khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah
satu institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi masa, media masa
menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan
menyampaikannya pada khalayak.
Bentuk Proses
Komunikasi Massa
a) Model Proses Efek Kuat
Pandangan proses satu arah memperlihatkan gambaran yang
sederhana di mana audiens berada pada posisi sebagai penerima pesan yang
bersikap pasif.
Awal mulanya komunikasi di mulai dari tingkatan souce / komunikator. Jika kita
berbicara tentang komunikasi massa, maka source disini adalah media massa.
Dimana disini dapat kita lihat bahwa terpaan pesan dari media sangat kuat yang
bergerak secara linear / langsung dari satu titik ke titik lain hingga
sampai kepada audiens. Dinamakan model proses komunikasi massa efek kuat,
karena pesan yang diterima audiens adalah langsung mengikuti garis lurus.
Sehingga di ibaratkan bahwa audiens pasif terhadap apa yang di produksi oleh
media
b) Model Proses Efek Terbatas
Pada model efek terbatas ini, sebenarnya skema perpindahan pesan tersebut hampir sama dengan model efek kuat. Dimana prosesnya melalui garis lurus dari titik satu ke titik lainya. Akan tetapi disini kebalikannya dari efek kuat. Pada model efek kuat, proses komunikasi berawal dari source / komunikator/ media itu sendiri. Akan tetapi pada proses efek terbatas ini proses komunikasi massa yang terjadi bermula dari audiens. Dengan asumsi bahwa audiens aktif, dan bebas memilih media mana yang mereka ingini dan cocok sesuai kebutuhan audiens.
c) Model Proses Selektif Interaksional
Pada
model proses selektif interaksional ini berpandangan bahwa proses komunikasi
yang terjadi berlangsung dua arah. Ada pesan yang berasal dari source dan ada
pesan yang bersumber dari receiver
Model
proses one step ini hubunga media dengan audiens bersifat langsung tanpa
melewati saluran atau chanel
Model proses dua tahap
memperlihatkan bahwa audiens media tidaklah hanya orang – orang yang
pasif saja akan tetapi sudaha ada orang-orang
yang berpengaruh dalam masyarakat yaitu influencer atau tokoh-tokoh
masyarakat. Yang menentukan efek dari pesan tersebut bukan lagi media akan
tetapi masyarakat melalui tokoh-tokoh di dalam masyarakat tersebut. Yaitu
influncer yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses komunikasi
tersebut.
Pandangan proses banyak tahap memperlihatkan seolah audiens merupakan
sejumlah besar anggota masyarakat yang kompleks dan yang di antara mereka
berlangsung interaksi dan tidak saling terpisah, tak hanya berinteraksi dengan
media (seperti dalam pandangan proses satu tahap).
1.
Fungsi
Komunikasi Massa
Sejumlah upaya mencoba mensistimasikan fungsi utama
media (tujuan atau efek; dimaksudkan atau tidak dimaksudkan), yang pada mulanya
dimulai oleh Laswell yang memberikan ringkasan kesimpulan mengenai fungsi dasar
komunikasi sebagai berikut : pengawasan, lingkungan, pertalian (korelasi)
bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya;
transmisi warisan kebudayaan. Wright memberikan skema dasar media ini untuk
menggambarkan efek media yang begitu banyak jumlahnya.
a.
Fungsi Utama
Media Massa Bagi Masyarakat
1)
Informasi
·
menyediakan
informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia
·
menunjukkan hubungan kekuasaan
·
memudahkan
inovasi, adaptasi dan kemajuan
2)
Korelasi
·
menjelaskan,
menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi
·
menunjang
otoritas dan norma-norma yang mapan
·
melakukan
sosialisasi
·
mengkoordinasikan
beberapa kegiatan
·
membentuk
kesepakatan
·
menentukan
urutan prioritas dan memberikan status relatif
3)
Kesinambungan
·
Mengekspresikan
budaya dominant dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta
perkembangan budaya baru.
·
Meningkatkan
dan melestarikan nilai-nilai
4)
Hiburan
·
Menyediakan
hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi
·
Meredakan
ketegangan sosial
5)
Mobilisasi
·
Mengkampanyekan
tujuan masyarakat dalam bidang politik, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan
agama
b.
Fungsi Utama
Media Massa Bagi Individu
1)
Informasi
·
Mencari
berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat,
masyarakat dan dunia.
·
Mencari
bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang
berkaitan dengan penentuan pilihan
·
Memuaskan
rasa ingin tahu dan minat umum
·
Belajar,
rasa ingin tahu dan minat umum
·
Memperoleh
rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2)
Indentitas
Pribadi
·
Menemukan
penunjang nilai-nilai pribadi
·
Menemukan
model prilaku
·
Mengidenifikasikan
diri dengan nilai-nilai lain
·
Meningkatkan
pemahaman tentang diri sendiri
3)
Integrasi
dan Interaksi Sosial
·
memperoleh
pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati social
·
mengidentifikasikan
diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki
·
menemukan
bahan percakapan dan interaksi social
·
memperoleh
teman selain dari manusia
·
membantu
menjalankan peran social
·
memungkinkan
seorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman dan masyarakat
4)
Hiburan
·
Melepaskan
diri atau terpisah dari permasalahan
·
Bersantai
·
Memperoleh
kenikmatan jiwa dan estetis
·
Mengisi
waktu
·
Penyaluran
Emosi
2. Efek Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial
yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai
oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan,
visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat
analisis psikologis dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi
adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan wtak
serta kodrat manusia.
Donald K Robert
mengungkapkan, “efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan
media massa”. Oleh karena fokusnya adalah pesan, maka efek harus berkaitan
dengan pesan yang disampaikan oleh media massa.
Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa dapat
menerpa seseorang baik secara langsung mapun tidak langsung. Oleh karena itu,
Stamm menyatakan “efek komunikasi massa terdiri atas primary effect dan
secondary effect.
Menurut Steven M Chaffee, efek media massa
dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media
massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua
adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak
komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau atau
dengan istilah lain dikenal sebagai observasi terhadap khalayak (individu,
kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenai efek komunikasi
massa.
a. Efek Kehadiran Media Massa
Mc Luhan
mengemukakan media is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh
karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak. Menurut Steven M.
Chaffee, ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik,
yaitu :
·
Efek
Ekonomi, kehadiran media massa memberikan berbagai usaha produksi, distribusi,
dan konsumsi jasa media massa.
·
Efek Sosial,
berkatian dengan perubahan pada struktur atau interaksi social sebagai akibar
dari kehadiran media massa
·
Penjadwalan
Kegiatan Sehari-hari, Kehadiran media massa membuat aktivitas sehari-hari
berpangaruh terhadap adanya media. Di pagi hari, biasanya masyarakat kota
membaca Koran dahulu, Di malam hari, dimana anak-anak seharusnya tidur, tapi
malah menonton tv.
·
Efek
Hilangnya Perasaaan Tidak Nyaman, orang menggunakan media untuk memuaskan
kebutuhan psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak
nyaman, perasaan kesepian, marah, kesel, kecewa dan sebagainya.
·
Efek
menumbuhkan Perasaan Tertentu, terkadang seseorang akan mempunyai perasaan
positif atau negative terhadap media tertentu. Misalnya orang akan mempunyai
perasaan positif terhadap Koran Kompas dari pada Koran Pos Kota. Tumbuhnya
perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya
dengna pengalaman individu bersama media massa tersebut.
b. Efek Pesan
Dalam bagian
ini akan dibahas mengenai efek pesan media massa yang meliputi efek kognitif,
efek afektif, efek behavioral.
1)
Efek
Kognitif
Akibat yang timbul pada diri komunikasn yang sifatnya
informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang
bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang
bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.
Dengan berlangganan Koran Pos Kota, kita akan menduga
bahwa dunia ini dipenuhi denga tindakan perkosaan, penganiyaan dan criminal.
Dengan melihat acara criminal di televisi, kita cenderung mengatakan bahw di
sekitar kita sudah tidak aman lagi. Dengan demikian jelaslah bahwa naik surat
kabar maupun televise dapat menonjolkan situasi atau orang tertentu di atas
situasi atau orang yang lain.
Media massa melaporkan dunia nyata secara selektif,
maka sudah tentu media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang
lingkungan social yang timpang, bias dan tidak cermat. Media massa melaporkan
dunia nyata secara selektif maka sudah tentu media massa akan mempengaruhi
pembentukan citra tentang lingkungan social yang timpang, bias dan tidak
cermat.
Efek Prososial Kognitif adalah bagaimana media massa
memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televise menyebabkan
kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik da benar, maka televisi
telah menimbulkan efek prososial kognitif. Film Sesame Street yang
dirancang para pendidik, psikolog dan ahli media massa. Setelah melalui
berbagai penelitian, terbukti film ini telah berhasil mempermudah proses
belajar.
2)
Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tingga daripada efek kognitif.
Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang
sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan
perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
Kegembiraan juga tidak dapat diukur dengan tertawa
keras ketika menyaksikan adegan lucu. Tetapi para peneliti telah berhasil
menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan
media massa. Faktor-faktor tersebut antara lain:
·
Suasana
emosional, menonton sebih sinetron di televisi atau membaca novel akan
dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan
kita tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya dalam keadaan senang.
·
Skema
Kognitif, merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang
alur peristiwa. Kita tau bahwa dalam sebuah film action ‘sang jagoan; pada
akhirnya akan menang.
·
Suasana
Terpaan (Setting Exposure), Tayangan misteri di tv, membuat kita
berpikir bahwa kehidupan mahluk itu adalah sebagaimana yang kita lihat dalam
film atau sinetron tersebut.
·
Predisposisi
Individual, mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis
cenderung menanggapi trahdi lebih emosional daripada orang yang periang. Orang
yang periang akan senang bila melihat adegan-adegan lucu atau film komedi
daripada orang yang melankolis. Beberapa pnelitian membuktikan bahwa acra yang
sama bisa ditanggapi berlainan oleh orang-orang yang berbeda.
·
Faktor
Identifikasi, menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang
ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca atau
pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh tersebut.
3)
Efek
Behavioral
Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk prilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan di TV membuat orang
menjadi beringas. Siaran memasak di tv membuat ibu-ibu lebih gemar memasak dan
kreatif. Namun ada juga laporan bahwa, televise gagal mendorong pemirsanya
untuk menabung di Bank. Film tidak sanggup memotivasi remaja perkotaan untuk
menghindari pemakaian obat-obat terlarang.
Mengapa terjadi efek yang berbeda? Belajar dari media
massa tidak bergantung pada unsure stimulus yang ada pada media massa saja.
Kita memerlukan teori, menurut teori belajar Sosial, orang cenderung meniru
prilaku yang diamati. Stimulus menjadi teladan untuk perilakunya. Penyajian
kekerasan dalam media massa menyebabkan orang melakukan kekerasan pula. Jadi
sejauh ini, tampaknya teori belajar sosial dapat diandalkan untuk menjelaskan
efek behavioral media massa.
3. Dampak Sosial Media Massa
Media massa
secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media membentuk
opini public untuk membawakannya pada perubahan yang signifian. Kampanye
nasional larangan merokok di tempat-tempat umum memiliki kekuatan pada
pertengahan tahun 1990-an dengan membanjirnya berita-berita tentang bahaya
merokok bagi perokok pasif. Disini secara instant media massa dapat membentuk
kristalisasi opini public untuk melakukan tindakan tertentu. Kadang-kadang
kekuatan media massa hanya sampai pada ranah tertentu.
Dominick
menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan
sikap orang-orang. Media massa, terutama televise yang menjadi agen
sosialiasasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi
sikap, persepsi dan kepercayaan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah mengikuti penjelasan diatas maka kita bisa
menyimpulkan bahwa proses komunikasi massa sama dengan komunikasi lainnya yang
tidak pernah terlepas dari formulah SMCRE. Komunikasi massa juga memiliki
fungsi baik itu pribadi maupun individu yang memberikan pengaruh berbeda pada
tiap individunya. Yang terakhir adalah efek yang menjadi dampak dari komunikadi
massa. Ternyata komunikasi massa juga memberikan efek dan para ahli komunikasi
massa memebagi bentuk efek itu mejadi 3 bagian seperti disebutkan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Wiryanto.
2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo.
Suprapto,
Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. 2009. Yogyakarta: MedPress.
Adya Barata,
Atep. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo
No comments :
Post a Comment