POLA PERKEMBANGAN DAKWAH DI ASIA TENGAH DAN ASIA SELATAN
BAB I
PENDAHULUAN
Islam
sebagai agama rohmatan Lil’alamin yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw
mengandung sebuah misi dakwah yang harus disebarkan kepada seluruh manusia. Ini
terbukti dengan adanya sebuah peradaban dan sejarah yang cemerlang dimasa lalu.
Kita dapat melihat bagaimana perjuangan Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya
dalam melakukan ekspansi atau perluasan wilayah yang begitu hebat dalam
penyebaran agama islam, sehingga peradaban Islam dimasa lalu sangat maju dan
pesat.
Diantara
perluasan wilayah yang pernah ditaklukan oleh islam adalah kawasan Asia Tengah
dan Selatan. Islam diperkenalkan diwilayah ini dalam bentuk sebuah peradaban
yang telah berkembang yang diwarnai dengan budaya pertanian, perdagangan dan
keagamaan yang terorganisir secara mapan. Islam bukan kekuatan pertama yang
dapat menguasai kawasan ini, tetapi dengan masuk dan berkuasanya Islam
diwilayah tersebut selama tiga abad lamanya, ternyata Islam mampu memberikan
kontribusi bagi kebudayaan setempat. Karena wilayah ini terdiri dari berbagai
macam ras, keturunan, dan golongan sehingga mengakibatkan wilayah ini mudah
untuk dikuasai oleh kekuatan dari luar.
Adapun dalam
makalah ini yang akan dibahas hanya tentang pola perkembangan dakwah di wilayah
Asia Tengah dan Selatan setelah Islam menduduki kedua daerah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pola Perkembangan Dakwah
di Asia Tengah
Ada
tiga perbedaan pendapat dalam penentuan wilayah Asia Tengah, yakni:
Ø
Asia Tengah mencakup
sekitar 9.029.000 km² atau 21% dari benua Asia.
Negara-negara yang termasuk dalam wilayah Asia Tengah menurut arti ini ialah Republik Rakyat Cina (Provinsi Qinghai, wilayah otonomi Xinjiang dan Tibet), Kazakhstan
(wilayah sebelah timur Sungai Ural), Kirgizia, Tajikistan,
Turkmenistan,
dan Uzbekistan.
Ø
Asia Tengah mencakup
wilayah-wilayah definisi pertama ditambah Azerbaijan-Iran,
negara-negara Transkaukasus (Azerbaijan,
Armenia, dan Georgia), wilayah
Turkic/Muslim selatan Rusia (Siberia selatan),
Mongolia,
Tiongkok bagian barat (Xinjiang dan Tibet), Afganistan, dan sebagian wilayah utara Pakistan.
Ø
Wilayah Asia Tengah sebagai
bekas negara Republik-republik Asia Tengah Uni Soviet
yang terdiri dari Kazakhstan,
Kirgizia, Uzbekistan, Tajikistan,
dan Turkmenistan.[1]
Islamisasi di Asia Tengah berlangsung sekitar
pertengahan abad ke-7 hingga abad ke-12. Sistem penyebarannya pun hampir sama
dengan penyebaran Islam di wilayah lain, yakni dengan memanfaatkan jalur
perdagangan. Dimana Asia Tengah terkenal dengan tempat perdagangan bulu
binatang dan sutra.
Mayoritas masyarkata muslim Asia Tengah adalah
berakidah sunni dan bermadzhab Hanafi, kebanyakan mereka berasal dari Turki dan
bertutur bahasa Turki kecuali orang Tajik yang secara etnis adalah Indo-Iran.
Selain itu ada empat tarekat yang aktif di Asia Tengah, adalah:
Ø
Naqsabandiyah, berdiri di Bukhara dan merupakan
tarekat paling bergengsi di wilyah tersebut.
Ø
Yasawiyah, berdiri di abad
ke-12, peranannya sangat penting dalam mengislamkan susku-suku nonmadik dan
berkibar kembali pada abad ke-20 di masa kekuasaan Rusia dan Soviet.
Ø
Qodariyah, berdiri pada
abad ke-12 di Baghdad dan masuk Asia Tengah abad pertengahan, tarekat inilah
yang kemudian melahirkan beberapa organisasi Sufi militan yang menentang keras
kekuasaan Rusia sampai terdisintegrasinya Uni Soviet.
Ø
Kubrowiyah, berdiri pada
abad ke-12 di Kharazm dan berperan penting dalam gerakan islamisasi suku-suku
nonmadik.
Abad ke-13 adalah masa kegelapan bagi Islam di Asia
Tengah karena invasi Mongol. Pada saat itu Mongol pemimpinnya banyak yang
beragama Budha dan Kristen Nestorian selain itu mereka sangat anti Islam.
Bahkan saat ini, Muhammad Salamah seorang spesialis Asia Tengah dan
negara persemakmuran Rusia dalam seminar di Markas Kebudayaan Abdul Mun'im Al
Showi di Kairo dengan tema, "Negeri Imam Bukhari dan Kekayaan yang
Terpendam di dalamnya" mengatakan, puluhan pengkaji akademisi di Rusia
telah menyimpulkan, berdasarkan perkembangan yang terlihat dari negara-negara
muslim pecahan Uni Soviet ini, maka pada tahun 2050 nanti negara Rusia
diprediksikan akan menjadi bagian dari negara Islam.
Perkembangan itu secara signifikan terjadi di Rusia, dari segi populasi
misalnya, jumlah muslim di Rusia kini mencapai 25 juta jiwa, yaitu 20% dari
jumlah total penduduk. Para cendikiawan gereja Ortodox yang berada di negeri
itu pun dikabarkan merasa khawatir, melihat perkembangan Islam yang begitu
pesat, mereka bahkan menyebut Islam sebagai agama yang mengancam esksistensi
agama mereka di sana.
B. Pola Perkembangan Dakwah
di Asia Selatan
Asia Selatan adalah sebuah
wilayah geopolitik
di bagian selatan benua Asia,
terdiri dari daerah-daerah di dan sekitar anak
benua India. Wilayah ini dibatasi oleh Asia Barat,
Tengah,
Timur,
dan Tenggara.
Wilayah Asia Selatan meliputi 10% luas benua Asia, kira-kira 4.480.000 km²
tetapi populasinya mencakup 40% populasi Asia. Kebanyakan dari daerah itu
mendapat pengaruh budaya India.
Umumnya, yang disebut Asia Selatan adalah negara-negara atau daerah
berikut:
- Bangladesh
- Bhutan
- India
- Maladewa
- Nepal
- Pakistan
- Sri Lanka
- Teritori Britania di Samudera Hindia
Pengaruh Islam pertama
kali datang ke Asia Selatan terasa di awal abad ke-7 dengan munculnya pedagang
Arab. Para pedagang Arab yang datang ke asia selatan digunakan untuk mengunjungi
daerah di Malabar, yang merupakan suatu daerah yang
menghubungan antara mereka dengan pelabuhan di Asia Tenggara. Menurut Sejarawan Elliot dan
Dowson dalam buku mereka The History
of India, mereka datang dengan menggunakan kapal pertama yang
membawa wisatawan Muslim terlihat di pantai India sejak 630 M.
Di antara wilayah yang
pernah ditaklukkan oleh Islam adalah kawasan Asia Selatan, khususnya India, Pakistan,
Bangladesh,
Srilangka dll. Islam diperkenalkan dalam bentuk sebuah peradaban yang telah
berkembang yang diwarnai dengan budaya keagamaan yang terorganisir secara
mapan. Sementara itu keagamaan di asia selatan
diwarnai dengan sistem kasta, Hinduisme Brahmanik, dan keyakinan Budha, dan
diwarnai dengan dominasi elite Rajput dan elite politik Hindu lainnya. Islam
bukan kekuatan pertama yang dapat menguasai wilayah ini, tetapi dengan berkuasanya
Islam di wilayah tersebut selama tiga abad lamanya, ternyata Islam mampu
memberikan kontribusi bagi kebudayaan setempat. Karena wilayah ini terdiri dari
berbagai macam ras, keturunan, dan golongan sehingga mengakibatkan wilayah ini
mudah untuk dikuasai oleh kekuatan dari luar, diantaranya Islam.
Dengan demikian maka
tak aneh jika dikatakan bahwa muslim disana begitu heterogen, baik dalam
kelompoknya, bahasa dan budayanya. Untuk melihat lebih jauh tentang Islam di
Asia Selatan maka penulis akan menjelaskan beberapa Negara di kawasan Asia
Selatan, yakni:
1) India
Islam sebenarnya sudah
mengenal India dengan
sebutan Sind pada masa Khalifah al Walid
ketika pemerintahan Islam berpusat di Damaskus, kemudian dilanjutkan oleh
pemerintahan Abbasiyyah. Namun pada masa Bani Abbas ini ekspansi wilayah tidak
begitu kuat di wilayah India karena fokus terhadap pusat pemerintahannya di
Baghdad tetapi Bani Abbas mengirim orang Turki dan memberikan keleluasaan
kepada orang-orang Turki untuk menguasai India, salah satunya adalah Mahmud
Ghazna yang kemudian mendirikan dinasti disana.
Masyarakat India
masuk Islam tanpa adanya paksaan atau melalui masa peperangan seperti wilayah
lainnya. Thomas W. Arnold membagi masyarakat Islam di India menjadi dua
golongan, yakni:
·
Golongan keturunan asing
yang datang ke India
membawa Islam sebagai agamanya. Golongan ini dibagi atas 3 kelompok:
Ø
Yang terbesar dan
terpenting ialah kaum pendatang yang berasal dari daerah Barat laut, terutama
yang berdiam di Sind dan Punjab.
Ø
Keturunan kaum bangsawan
dan tentara Islam, terutama berdiam di bagian Utara serta sebagian Dacca.
Ø
Mereka yang berada di
sepanjang perbatasan Barat. Pada umumnya mereka keturunan Arab yang datang ke India
melalui jalan laut.
·
Golongan penduduk asli yang
semula memeluk agama lain dan kemudian masuk Islam melalui berbagai cara dakwah
seara bertahap dalam periode tertentu.[2]
Adapun penyebaran dakwah
secara terorganisir dilakukan oleh Syekh Syaraf bin Malik dan saudaranya Malik
bin Dinar serta kemenakannya Malik bin Habib di daerah Crangganore. Malik bin
Dinar mendirikan masjid di daerah Magyi tahun 1124 H. sementara itu suku
Ravuttan masuk Islam melalui dakwah Islam para ulama yang makamnya sampai
sekarang mereka muliakan. Diantaranya adalah Syaid Natar Syah, Syaid
Djalaluddin, Syaid Sadrudin, Hasan Kabbirudin.
Pada masa itu terjadi
perombakan faham sufi dengan munculnya beberapa faham baru yang lebih modern,
diantaranya:
Ø
Gerakan dakwah waliyullah,
ini diperkenalkan oleh Syah Waliyullah (1702-1762 M) di Delhi. Beliau menolak
penyelewengan yang terjadi dalam masyarakat India dan menuduh sinkretisme yang terlalu berlebihan
dalam faham sufi dan tidak menyeruka kemurnian Islam. Perombakan ini tidak
terlalu radikal, dengan tidak menolak keadaan yang timbul pada masanya secara
keseluruhan. Beliau tidak membasmi faham sufi tetapi memberikan warna baru dan
memurnikannya. Gerakan ini diteruskan oleh putranya Syah Abdul Aziz dan Sayyid
Ahmad Baralawi.
Ø
Gerakan Aligarh, gerakan
ini dipelopori oleh Sayyid Ahmad Khan. Beliau membawa kemajuan terhadap politik,
pendidikan dan kehidupan umat Islam di India saat itu dengan menegaskan bahwa
Ilmiah modern dan pendidikan modern adalah salah satu solusi pembaharuan Islam
di India dengan bukti bahwa tidak ada pertentangan antara akal, agama dan
ilmiah. Bahwa Islam itu adalah agama yang masuk akal dan alamiah yang tidak
mungkin ada kontradiksi antara kalam Allah (al Qur’an) denga Ciptaan Allah
(alam semesta).
2) Pakistan
Pakistan terdiri dari
wilayah Sind, Baluchistan provinsi perbatasan Barat laut, sebagian wilayah Punjab
dan Bengal terdiri dari masyarakat yang belum pernah membentuk sebuah bangsa
dan mereka memiliki keragaman etnik dan bahasa. Sebagian besar pemimpin
masyarakat yang didominasi oleh ulama mengharapkan Pakistan menjadi Negara yang
Undang-undang Dasarnya, institusinya dan kehidupan sehari-harinya dikuasai oleh
syari’at Islam dan norma-norma Islam.
Semenjak pendirian
Negara tersebut seruan atau dakwah belum mampu mengatasi permasalahan mengenai
bentuk Islam yang harus dikembangkan. Di
Pakistan terdapat sejumlah konstitusi, pemerintaha sipil, dan rezim militer.
Negeri ini disatukan melalui kekerasan militer melalui administrasi yang kuat
dan negosiasi diantara sejumlah kelompok dan tidak berdasarkan kedalaman
identitas nasional.
Adapun tokoh-tokoh yang
menjadi motor penggerak Pakistan
adalah Ahmad Khan, Syed Amir Ali, dan Muhammad Iqbal. Disamping itu, pendirian
Negara Pakistan
juga dihiasi oleh kelompok reformis Islam yang muncul, diantaranya:
Ø
Jama’ah Tabligh pimpinan
Muhammad Ilyas
Ø
Gerakan sufi pimpinan Asyraf
Ali Tsanvi
Ø
Jama’ah Islamiyah pimpinan
Abu Al-A‘la Al- Maududi
Ø
Gerakan Khilafah pimpinan
Muhammad Ali Jauhar
Ø
Gerakan Khaksar pimpinan
Inayatullah Al-Masyruqi.
Muslim Pakistan
dihadapkan pada pertentangan-pertentangan yang terjadi karena:
Ø
Liaqot Ali Khan, pengganti
Ali Jinah kurang memiliki Otoritas yang jelas.
Ø
Umat islam terbagi menjadi
dua kelompok, yaitu modernis (muslim berpendidikan barat) dan tradisionalis
(yang menginginkan pengaturan hubungan agama dengan Negara di dasarkan pada
syari’at islam).
3) Bangladesh
Umat islam
sudah menginjakan kakinya di Bengal (Bangladesh) sejak zaman Umar Ibnu
Al-Khathab (637 M). Bangladesh tidak menyatakan diri sebagai Negara Islam
meskipun mayoritas penduduknya beragama islam. Dalam konstitusi 1972 dinyatakan
bahwa prinsip dasar Negara Bangladesh
adalah Sekuler; dan melarang partai politik yang dibentuk berdasarkan Afiliasi
Agama. Pada tahun 1975, Presiden pertama Bangladesh, Mujiburrahman diganti
oleh Ziaur Rahman (1975-1981 M). pada tahun 1977, Ziaur Rahman mengganti pasal
sekulerisme dalam konstitusi 1972 dan menggantinya dengan keimanan kepada Allah
yang maha kuasa. Pada masa ini juga dibentuk Departemen Agama, Dewan Riset
Islam, dan merencanakan pendirian Universitas Islam. Ziaur Rahman diganti oleh
H.M Ershad (1982-1991 M). pada tahun 1988 Dewan Nasional mengesahkan amandemen
konstitusi yang menyatakan bahwa Islam adalah agama resmi agama Negara Bangladesh
Sinkretisme Islam
dengan Hindu menjadi corak keagamaan Islam masyarakat bawah (Rural) di
Bangladesh. Sinkretisme agama di Bangladesh tergolong parah karena
sampai terjadi pertukaran ibadah. Hal itu dapat dilihat dalam khutbah-khutbah,
pertunjukan-pertunjukan, lirik-lirik tertentu, dan dukun-dukun menyembuhkan
penyakit dengan menggunakan kekuatan yang diambil dari Al-Qur’an dan Krisna
(ajaran agama hindu). Keadaan yang demikian menimbulkan jarak atau kesenjangan
antar agama yang dianut oleh muslim kelas bawah (rural atau atraf), masyarakat
setempat, dengan muslim kelas atas (elit atau asyraf), masyarakat yang mengaku
berasal dari timur tengah. Keadaan ini menjembatani oleh tokoh-tokoh agama
dengan memperkenlkan ajaran ortodok islam dan mengharmoniskan hindu dengan
islam melalui pengenalan ajaran mistis, dan tradisi.
Kondisi yang demikian
juga menimbulkan munculnya gerakan-gerakan Islam di Bangladesh, Adapun gerakna
tersebut adalah:
Ø
Gerakan Faraidhi, muncul
tahun 1818 dimotori oleh Haji Syarifullah. Misi gerakan ini mengajak kaum
muslim setempat untuk meninggalkan Islam Sufi dan menjauhkan diri dari
kebiasaan serta kepercayaan yang tercemari oleh Hindu.[3]
Ø
Thariqah-I Muhammadiyah,
gerakan ini menyerupai gerakan Wahabiyah di Arab Saudi. Gerakan ini di pimpin
oleh Ahmad Syahid bersama kaum pejuang petani. Gerakan ini menekankan kekuatan
yang ketat pada syari’ah dan tidak mencampur adukkan dengan kebudayaan
setempat.
Ø
Tarekat Qadiriyyah.
Mayoritas rakyatnya adalah Islam Sunni Madzhab Hanafi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan Islam dan
pola dakwah di Asia Tengah dan Asia Selatan tidak berbeda jauh dengan
perkembangan Islam di Negara lain, pada masa perkembangannya pola perkembangan
dakwah Islam ini masih tetap didominasi oleh Tarekat sufi meskipun ada beberapa
yang menentangnya. Selain itu muncul pula gerakan-gerakan islam baik yang
modern maupun yang masih tradisional.
Cara masuknya Islam ke
Asia Tengah dan Asia Selatan juga dengan memanfaatkan jalur perdagangan yang
dilakukan oleh para pendatang dari daerah Arab, Turki dan lainnya. Mereka
menetap, menikahi warga pribumi dan mengajarkan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka. Sejarah
Umat Islam. Pustaka Nasional PTE, LTD Jakarta: 1994-2005
Mubarak,
Jaih. Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Islami, Bandung: 2008
Maryam, Siti
dkk. Sejarah Peradaban Islam Dari Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: Jurusan SPI Fakultas Adab IAIN Sunan
Kalijaga: 2003
Supriyadi,
Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Setia, Bandung: 2008
No comments :
Post a Comment