Blog Berbagi Informasi

Thursday, 9 January 2014

Makalah Mata Kuliah Sejarah Dakwah

No comments :

POLA PERKEMBANGAN DAKWAH DI ASIA TENGAH DAN ASIA SELATAN


BAB I

PENDAHULUAN

Islam sebagai agama rohmatan Lil’alamin yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw mengandung sebuah misi dakwah yang harus disebarkan kepada seluruh manusia. Ini terbukti dengan adanya sebuah peradaban dan sejarah yang cemerlang dimasa lalu. Kita dapat melihat bagaimana perjuangan Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya dalam melakukan ekspansi atau perluasan wilayah yang begitu hebat dalam penyebaran agama islam, sehingga peradaban Islam dimasa lalu sangat maju dan pesat.

Diantara perluasan wilayah yang pernah ditaklukan oleh islam adalah kawasan Asia Tengah dan Selatan. Islam diperkenalkan diwilayah ini dalam bentuk sebuah peradaban yang telah berkembang yang diwarnai dengan budaya pertanian, perdagangan dan keagamaan yang terorganisir secara mapan. Islam bukan kekuatan pertama yang dapat menguasai kawasan ini, tetapi dengan masuk dan berkuasanya Islam diwilayah tersebut selama tiga abad lamanya, ternyata Islam mampu memberikan kontribusi bagi kebudayaan setempat. Karena wilayah ini terdiri dari berbagai macam ras, keturunan, dan golongan sehingga mengakibatkan wilayah ini mudah untuk dikuasai oleh kekuatan dari luar.
Adapun dalam makalah ini yang akan dibahas hanya tentang pola perkembangan dakwah di wilayah Asia Tengah dan Selatan setelah Islam menduduki kedua daerah tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN 

A.    Pola Perkembangan Dakwah di Asia Tengah
Ada tiga perbedaan pendapat dalam penentuan wilayah Asia Tengah, yakni:
Ø  Asia Tengah mencakup sekitar 9.029.000 km² atau 21% dari benua Asia. Negara-negara yang termasuk dalam wilayah Asia Tengah menurut arti ini ialah Republik Rakyat Cina (Provinsi Qinghai, wilayah otonomi Xinjiang dan Tibet), Kazakhstan (wilayah sebelah timur Sungai Ural), Kirgizia, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Ø  Asia Tengah mencakup wilayah-wilayah definisi pertama ditambah Azerbaijan-Iran, negara-negara Transkaukasus (Azerbaijan, Armenia, dan Georgia), wilayah Turkic/Muslim selatan Rusia (Siberia selatan), Mongolia, Tiongkok bagian barat (Xinjiang dan Tibet), Afganistan, dan sebagian wilayah utara Pakistan.
Ø  Wilayah Asia Tengah sebagai bekas negara Republik-republik Asia Tengah Uni Soviet yang terdiri dari Kazakhstan, Kirgizia, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan.[1]

Islamisasi di Asia Tengah berlangsung sekitar pertengahan abad ke-7 hingga abad ke-12. Sistem penyebarannya pun hampir sama dengan penyebaran Islam di wilayah lain, yakni dengan memanfaatkan jalur perdagangan. Dimana Asia Tengah terkenal dengan tempat perdagangan bulu binatang dan sutra.
Mayoritas masyarkata muslim Asia Tengah adalah berakidah sunni dan bermadzhab Hanafi, kebanyakan mereka berasal dari Turki dan bertutur bahasa Turki kecuali orang Tajik yang secara etnis adalah Indo-Iran. Selain itu ada empat tarekat yang aktif di Asia Tengah, adalah:
Ø  Naqsabandiyah, berdiri di Bukhara dan merupakan tarekat paling bergengsi di wilyah tersebut.
Ø  Yasawiyah, berdiri di abad ke-12, peranannya sangat penting dalam mengislamkan susku-suku nonmadik dan berkibar kembali pada abad ke-20 di masa kekuasaan Rusia dan Soviet.
Ø  Qodariyah, berdiri pada abad ke-12 di Baghdad dan masuk Asia Tengah abad pertengahan, tarekat inilah yang kemudian melahirkan beberapa organisasi Sufi militan yang menentang keras kekuasaan Rusia sampai terdisintegrasinya Uni Soviet.
Ø  Kubrowiyah, berdiri pada abad ke-12 di Kharazm dan berperan penting dalam gerakan islamisasi suku-suku nonmadik.

Abad ke-13 adalah masa kegelapan bagi Islam di Asia Tengah karena invasi Mongol. Pada saat itu Mongol pemimpinnya banyak yang beragama Budha dan Kristen Nestorian selain itu mereka sangat anti Islam.
Bahkan saat ini, Muhammad Salamah seorang spesialis Asia Tengah dan negara persemakmuran Rusia dalam seminar di Markas Kebudayaan Abdul Mun'im Al Showi di Kairo dengan tema, "Negeri Imam Bukhari dan Kekayaan yang Terpendam di dalamnya" mengatakan, puluhan pengkaji akademisi di Rusia telah menyimpulkan, berdasarkan perkembangan yang terlihat dari negara-negara muslim pecahan Uni Soviet ini, maka pada tahun 2050 nanti negara Rusia diprediksikan akan menjadi bagian dari negara Islam.
Perkembangan itu secara signifikan terjadi di Rusia, dari segi populasi misalnya, jumlah muslim di Rusia kini mencapai 25 juta jiwa, yaitu 20% dari jumlah total penduduk. Para cendikiawan gereja Ortodox yang berada di negeri itu pun dikabarkan merasa khawatir, melihat perkembangan Islam yang begitu pesat, mereka bahkan menyebut Islam sebagai agama yang mengancam esksistensi agama mereka di sana.

B.     Pola Perkembangan Dakwah di Asia Selatan
Asia Selatan adalah sebuah wilayah geopolitik di bagian selatan benua Asia, terdiri dari daerah-daerah di dan sekitar anak benua India. Wilayah ini dibatasi oleh Asia Barat, Tengah, Timur, dan Tenggara. Wilayah Asia Selatan meliputi 10% luas benua Asia, kira-kira 4.480.000 km² tetapi populasinya mencakup 40% populasi Asia. Kebanyakan dari daerah itu mendapat pengaruh budaya India.
Umumnya, yang disebut Asia Selatan adalah negara-negara atau daerah berikut:
Pengaruh Islam pertama kali datang ke Asia Selatan terasa di awal abad ke-7 dengan munculnya pedagang Arab. Para pedagang Arab yang datang ke asia selatan digunakan untuk mengunjungi daerah di Malabar, yang merupakan suatu daerah yang menghubungan antara mereka dengan pelabuhan di Asia Tenggara. Menurut Sejarawan Elliot dan Dowson dalam buku mereka The History of India, mereka datang dengan menggunakan kapal pertama yang membawa wisatawan Muslim terlihat di pantai India sejak 630 M.
Di antara wilayah yang pernah ditaklukkan oleh Islam adalah kawasan Asia Selatan, khususnya India, Pakistan, Bangladesh, Srilangka dll. Islam diperkenalkan dalam bentuk sebuah peradaban yang telah berkembang yang diwarnai dengan budaya keagamaan yang terorganisir secara mapan. Sementara itu keagamaan di asia selatan diwarnai dengan sistem kasta, Hinduisme Brahmanik, dan keyakinan Budha, dan diwarnai dengan dominasi elite Rajput dan elite politik Hindu lainnya. Islam bukan kekuatan pertama yang dapat menguasai wilayah ini, tetapi dengan berkuasanya Islam di wilayah tersebut selama tiga abad lamanya, ternyata Islam mampu memberikan kontribusi bagi kebudayaan setempat. Karena wilayah ini terdiri dari berbagai macam ras, keturunan, dan golongan sehingga mengakibatkan wilayah ini mudah untuk dikuasai oleh kekuatan dari luar, diantaranya Islam.
Dengan demikian maka tak aneh jika dikatakan bahwa muslim disana begitu heterogen, baik dalam kelompoknya, bahasa dan budayanya. Untuk melihat lebih jauh tentang Islam di Asia Selatan maka penulis akan menjelaskan beberapa Negara di kawasan Asia Selatan, yakni:

1)      India
Islam sebenarnya sudah mengenal India dengan sebutan Sind pada masa Khalifah al Walid ketika pemerintahan Islam berpusat di Damaskus, kemudian dilanjutkan oleh pemerintahan Abbasiyyah. Namun pada masa Bani Abbas ini ekspansi wilayah tidak begitu kuat di wilayah India karena fokus terhadap pusat pemerintahannya di Baghdad tetapi Bani Abbas mengirim orang Turki dan memberikan keleluasaan kepada orang-orang Turki untuk menguasai India, salah satunya adalah Mahmud Ghazna yang kemudian mendirikan dinasti disana.
Masyarakat India masuk Islam tanpa adanya paksaan atau melalui masa peperangan seperti wilayah lainnya. Thomas W. Arnold membagi masyarakat Islam di India menjadi dua golongan, yakni:
·         Golongan keturunan asing yang datang ke India membawa Islam sebagai agamanya. Golongan ini dibagi atas 3 kelompok:
Ø  Yang terbesar dan terpenting ialah kaum pendatang yang berasal dari daerah Barat laut, terutama yang berdiam di Sind dan Punjab.
Ø  Keturunan kaum bangsawan dan tentara Islam, terutama berdiam di bagian Utara serta sebagian Dacca.
Ø  Mereka yang berada di sepanjang perbatasan Barat. Pada umumnya mereka keturunan Arab yang datang ke India melalui jalan laut.

·         Golongan penduduk asli yang semula memeluk agama lain dan kemudian masuk Islam melalui berbagai cara dakwah seara bertahap dalam periode tertentu.[2]
Adapun penyebaran dakwah secara terorganisir dilakukan oleh Syekh Syaraf bin Malik dan saudaranya Malik bin Dinar serta kemenakannya Malik bin Habib di daerah Crangganore. Malik bin Dinar mendirikan masjid di daerah Magyi tahun 1124 H. sementara itu suku Ravuttan masuk Islam melalui dakwah Islam para ulama yang makamnya sampai sekarang mereka muliakan. Diantaranya adalah Syaid Natar Syah, Syaid Djalaluddin, Syaid Sadrudin, Hasan Kabbirudin.
Pada masa itu terjadi perombakan faham sufi dengan munculnya beberapa faham baru yang lebih modern, diantaranya:
Ø  Gerakan dakwah waliyullah, ini diperkenalkan oleh Syah Waliyullah (1702-1762 M) di Delhi. Beliau menolak penyelewengan yang terjadi dalam masyarakat India dan menuduh sinkretisme yang terlalu berlebihan dalam faham sufi dan tidak menyeruka kemurnian Islam. Perombakan ini tidak terlalu radikal, dengan tidak menolak keadaan yang timbul pada masanya secara keseluruhan. Beliau tidak membasmi faham sufi tetapi memberikan warna baru dan memurnikannya. Gerakan ini diteruskan oleh putranya Syah Abdul Aziz dan Sayyid Ahmad Baralawi.
Ø  Gerakan Aligarh, gerakan ini dipelopori oleh Sayyid Ahmad Khan. Beliau membawa kemajuan terhadap politik, pendidikan dan kehidupan umat Islam di India saat itu dengan menegaskan bahwa Ilmiah modern dan pendidikan modern adalah salah satu solusi pembaharuan Islam di India dengan bukti bahwa tidak ada pertentangan antara akal, agama dan ilmiah. Bahwa Islam itu adalah agama yang masuk akal dan alamiah yang tidak mungkin ada kontradiksi antara kalam Allah (al Qur’an) denga Ciptaan Allah (alam semesta).

2)      Pakistan
Pakistan terdiri dari wilayah Sind, Baluchistan provinsi perbatasan Barat laut, sebagian wilayah Punjab dan Bengal terdiri dari masyarakat yang belum pernah membentuk sebuah bangsa dan mereka memiliki keragaman etnik dan bahasa. Sebagian besar pemimpin masyarakat yang didominasi oleh ulama mengharapkan Pakistan menjadi Negara yang Undang-undang Dasarnya, institusinya dan kehidupan sehari-harinya dikuasai oleh syari’at Islam dan norma-norma Islam.
Semenjak pendirian Negara tersebut seruan atau dakwah belum mampu mengatasi permasalahan mengenai bentuk Islam yang harus dikembangkan.  Di Pakistan terdapat sejumlah konstitusi, pemerintaha sipil, dan rezim militer. Negeri ini disatukan melalui kekerasan militer melalui administrasi yang kuat dan negosiasi diantara sejumlah kelompok dan tidak berdasarkan kedalaman identitas nasional.
Adapun tokoh-tokoh yang menjadi motor penggerak Pakistan adalah Ahmad Khan, Syed Amir Ali, dan Muhammad Iqbal. Disamping itu, pendirian Negara Pakistan juga dihiasi oleh kelompok reformis Islam yang muncul, diantaranya:
Ø  Jama’ah Tabligh pimpinan Muhammad Ilyas
Ø  Gerakan sufi pimpinan Asyraf Ali Tsanvi
Ø  Jama’ah Islamiyah pimpinan Abu Al-A‘la Al- Maududi
Ø  Gerakan Khilafah pimpinan Muhammad Ali Jauhar
Ø  Gerakan Khaksar pimpinan Inayatullah Al-Masyruqi.
Muslim Pakistan dihadapkan pada pertentangan-pertentangan yang terjadi karena:
Ø  Liaqot Ali Khan, pengganti Ali Jinah kurang memiliki Otoritas yang jelas.
Ø  Umat islam terbagi menjadi dua kelompok, yaitu modernis (muslim berpendidikan barat) dan tradisionalis (yang menginginkan pengaturan hubungan agama dengan Negara di dasarkan pada syari’at islam).

3)      Bangladesh
Umat islam sudah menginjakan kakinya di Bengal (Bangladesh) sejak zaman Umar Ibnu Al-Khathab (637 M). Bangladesh tidak menyatakan diri sebagai Negara Islam meskipun mayoritas penduduknya beragama islam. Dalam konstitusi 1972 dinyatakan bahwa prinsip dasar Negara Bangladesh adalah Sekuler; dan melarang partai politik yang dibentuk berdasarkan Afiliasi Agama. Pada tahun 1975, Presiden pertama Bangladesh, Mujiburrahman diganti oleh Ziaur Rahman (1975-1981 M). pada tahun 1977, Ziaur Rahman mengganti pasal sekulerisme dalam konstitusi 1972 dan menggantinya dengan keimanan kepada Allah yang maha kuasa. Pada masa ini juga dibentuk Departemen Agama, Dewan Riset Islam, dan merencanakan pendirian Universitas Islam. Ziaur Rahman diganti oleh H.M Ershad (1982-1991 M). pada tahun 1988 Dewan Nasional mengesahkan amandemen konstitusi yang menyatakan bahwa Islam adalah agama resmi agama Negara Bangladesh
Sinkretisme Islam dengan Hindu menjadi corak keagamaan Islam masyarakat bawah (Rural) di Bangladesh. Sinkretisme agama di Bangladesh tergolong parah karena sampai terjadi pertukaran ibadah. Hal itu dapat dilihat dalam khutbah-khutbah, pertunjukan-pertunjukan, lirik-lirik tertentu, dan dukun-dukun menyembuhkan penyakit dengan menggunakan kekuatan yang diambil dari Al-Qur’an dan Krisna (ajaran agama hindu). Keadaan yang demikian menimbulkan jarak atau kesenjangan antar agama yang dianut oleh muslim kelas bawah (rural atau atraf), masyarakat setempat, dengan muslim kelas atas (elit atau asyraf), masyarakat yang mengaku berasal dari timur tengah. Keadaan ini menjembatani oleh tokoh-tokoh agama dengan memperkenlkan ajaran ortodok islam dan mengharmoniskan hindu dengan islam melalui pengenalan ajaran mistis, dan tradisi.
Kondisi yang demikian juga menimbulkan munculnya gerakan-gerakan Islam di Bangladesh, Adapun gerakna tersebut adalah:
Ø  Gerakan Faraidhi, muncul tahun 1818 dimotori oleh Haji Syarifullah. Misi gerakan ini mengajak kaum muslim setempat untuk meninggalkan Islam Sufi dan menjauhkan diri dari kebiasaan serta kepercayaan yang tercemari oleh Hindu.[3]
Ø  Thariqah-I Muhammadiyah, gerakan ini menyerupai gerakan Wahabiyah di Arab Saudi. Gerakan ini di pimpin oleh Ahmad Syahid bersama kaum pejuang petani. Gerakan ini menekankan kekuatan yang ketat pada syari’ah dan tidak mencampur adukkan dengan kebudayaan setempat.
Ø  Tarekat Qadiriyyah. Mayoritas rakyatnya adalah Islam Sunni Madzhab Hanafi.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perkembangan Islam dan pola dakwah di Asia Tengah dan Asia Selatan tidak berbeda jauh dengan perkembangan Islam di Negara lain, pada masa perkembangannya pola perkembangan dakwah Islam ini masih tetap didominasi oleh Tarekat sufi meskipun ada beberapa yang menentangnya. Selain itu muncul pula gerakan-gerakan islam baik yang modern maupun yang masih tradisional.
Cara masuknya Islam ke Asia Tengah dan Asia Selatan juga dengan memanfaatkan jalur perdagangan yang dilakukan oleh para pendatang dari daerah Arab, Turki dan lainnya. Mereka menetap, menikahi warga pribumi dan mengajarkan Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Hamka. Sejarah Umat Islam. Pustaka Nasional PTE, LTD Jakarta: 1994-2005
Mubarak, Jaih. Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Islami, Bandung: 2008
Maryam, Siti dkk. Sejarah Peradaban Islam Dari Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: Jurusan SPI Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga: 2003
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Setia, Bandung: 2008


[1] www.wikipedia.org
[2] Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam (Jakarta: Wijaya. 1983).
[3] Muinuddin Ahmad Khan, 1965.
 

No comments :

Post a Comment