Blog Berbagi Informasi

Tuesday, 3 July 2018

ZIONISME DAN RESPON MUSLIM

No comments :
ZIONISME DAN RESPON MUSLIM
Oleh: Adian Husaini, MA

“If you will it, it is no dream”
(Theodore Herzl)


1. Zionisme dan penentangnya
Zionisme bisa dikatakan satu ideologi sekular yang sangat dramatis dan sukses mencapai tujuannya di abad ke-20. Berangkat dari rumusan sederhana terhadap kondisi riil fenomena “anti-semitism” (lebih tepat: Anti-Jews) di Eropa, ideologi ini disusun dengan sasaran jelas: membentuk sebuah negara Yahudi. Dalam tempo 50 tahun, sejak Kongres Zionis Pertama, tahun 1897, negara Yahudi – yang diberi nama Israel – itu berdiri pada 14 Mei 1948. Menghadapi berbagai penindasan Yahudi di Eropa kalangan Yahudi ketika itu terbelah menjadi dua. Satu berpikiran, “asimilasi” dengan masyarakat Kristen Eropa-Amerika adalah cara yang tepat untuk mengatasi problema Pikiran lain adalah Zionisme politik. Bahwa, masalah Yahudi hanya bisa diselesaikan dengan mendirikan sebuah negara khusus untuk kaum Yahudi.

Dalam pandangan Yahudi, istilah Zionisme dinisbahkan kepada sebuah bukit bernama Zion di Jerusalem. Istilah itu kemudian identik dengan Jerusalem itu sendiri. Mazmur 9:12, menyebutkan: "Bermazmurlah bagi Tuhan yang bersemayam di Sion." (Alkitab terbitan LAI tahun 2000, menggunakan istilah “Sion” untuk “Zion”). Dalam Judaism, Pilkington mencatat, bahwa setelah King David menaklukkan Jerusalem dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaannya, maka Jerusalem memiliki signifikansi khusus. Sejak itu seluruh upacara korban disentralkan di Jerusalem. “Mount Zion” – nama salah satu bukit di Jerusalem – kemudian identik dengan nama Kota itu dan juga seluruh wilayah yang disebut Yahudi sebagai Eretz Yisrael (Land of Israel).

Bagi Yahudi, istilah Zion memang mengandung makna religius, dan memiliki akar sejarah yang panjang. Di sinilah nanti akan terlihat, bagaimana lihainya kaum Zionis yang sebenarnya sekuler, menggunakan istilah “Zionisme” untuk menamai gerakan mereka, sehingga mampu menarik banyak dukungan orang Yahudi. Mazmur 137:1 menyebutkan: “Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.” Ayat Mazmur ini menggambarkan kerinduan Yahudi yang berada dalam pembuangan di Babylon untuk kembali ke Zion, ke Jerusalem. Yesaya 51:3 dan 52:13 menggambarkan kerinduan dan semangat untuk kembali ke Sion. Yesaya 52:12 menyebutkan: “Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatanmu seperti pakaian, hai Sion! Kenakanlah pakaian kehormatanmu, hai Yerusalem, kota yang kudus! Sebab tidak seorang pun yang tak bersunat atau yang najis akan masuk lagi ke dalammu. Kebaskanlah debu dari padamu, bangunlah hai Yerusalem yang tertawan. Tanggalkanlah ikatan-ikatan dari lehermu hai Puteri Sion yang tertawan.” Tampak bahwa istilah ‘Zionisme’, digunakan dalam kerangka kepercayaan dan harapan ini. Orang-orang Yahudi yang sedang diusir dan dianiaya di Eropa, kemudian, diidentikkan dengan kondisi Yahudi yang berada dalam pengusiran di Babylon, setelah Kota mereka dihancurkan oleh Nebuchadnezzar pada 586 SM.

Baca selengkanpnya DISINI

No comments :

Post a Comment