Blog Berbagi Informasi

Sunday, 29 June 2014

PSIKOLOGI DAKWAH

No comments :


Sebagai Pemenuhan Tugas Makalah Mata Kuliah Psikologi Dakwah
Disusun Oleh:
Siti Jamilah (KPI IV)
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2011

A.    Pengertian Psikologi Dakwah
Secara harfiah, psikologi artinya ‘ilmu jiwa’ berasal dari kata yunani psyce ‘jiwa’ dan logos ‘ilmu’. Akan tetapi yang dimaksud bukanlah ilmu tentang jiwa. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai gambaran dari keadaan jiwanya. Adapun dakwah merupakan usaha mengajak manusia agar beriman kepada Allah Swt dan tunduk kepada-Nya dalam kehidupan di dunia ini, dimanapun ia berada dan bagaimana pun situasi serta kondisinya.


Dengan demikian, psikologi dakwah adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan gambaran dari kejiwaannya guna diarahkan kepada iman takwa kepada Allah Swt. Bila disederhanakan bisa juga dengan pengertian, dakwah dengan pendekatan kejiwaan.

Pengertian dari Psikologi Dakwah yaitu Psikologi dan Ilmu Dakwah. Pengetahuan tentang Ilmu Jiwa atau Psikologi diperlukan karena Psikologi Dakwah memang merupakan bagian dari Psikologi, yakni Psikologi terapan. Ilmu Dakwah juga sangat relevan karena Psikologi Dakwah ini adalah ilmu bantu bagi kegiatan dakwah. Boleh jadi pengguna ilmu ini adalah Da’i yang psikolog yang suka berdakwah.

1)      Psikologi
Secara sederhana Psikologi sering disebut sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan gejala dari jiwanya. Sedangkan pengertian atau definisi yang lebih terperinci menyebutkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku lahiriah manusia dengan menggunakan metode observasi secara obyektif, seperti terhadap rangsang (stimulus) dan jawaban (respon) yang menimbulkan tingkah laku.

Definisi tersebut di atas mengesankan bahwa kegunaan psikologi terbatas hanya untuk menguraikan atau mengungkap apa yang ada di balik tingkah laku manusia. Dalam keadaan tertentu, kebutuhan seseorang memang dapat saja terbatas hanya ingin mengetahui faktor kejiwaan apa yang menyebabkan tingkah laku tertentu orang lain, tapi di saat yang lain, misalnya bagi seorang yang sedang merencanakan suatu kegiatan yang melibatkan banyak orang di mana banyak kemungkinan bisa terjadi, maka psikologi dapat membantunya meramalkann kira-kira tingkah laku apa yang bakal dilakukan oleh sebagian atau keseluruhan dari orang-orang yang diamatinya.

2)      Dakwah
Dalam bahasa Arab, da’wat atau da’watun biasa digunakan untuk arti-arti: undangan, ajakan dan seruan yang kesemua menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. ukuran keberhasilan undangan, ajakan atau seruan adalah manakal pihak kedua yakni yang diundang atau diajak memberikan rspon positif yaitu mau datang dan memenuhi undangan itu. jadi kalimat dakwah mengandung muatan makna aktif dan menantang, berbeda dengan kalimat tanligh yang artinya menyampaikan. Ukuran keberhasilan seorang mubaligh adalah menekala ia berhasil menyampaikan pesan islam dan pesannya sampai (wama ‘alaina illa al balagh), sedangkan bagaimana respon masyarakat tidak menjadi tanggung jawabnya. Dari sini kita juga dapat menyebutkan apa sebenarnya tujuan dari dakwah itu sendiri? Adapun tujuan dari dakwah adalah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengalaman ajaran agama yang dibawakan oleh aparat dakwah/da’i.

Dengan demikian maka dapat dirumuskan bahwa dakwah ialah usaha mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku seperti apa yang didakwahkan oleh Da’i. setiap da’i agama pun pasti berusaha mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan agama mereka.dengan demikian pengertian dakwah islam adalah upaya mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku islami (memeluk agama islam).

Sebagai perbuatan atau aktifitas, dakwah adalah peristiwa komunikasi di mana da’i menyampaikan pesan melalui lambing-lambang kepada Mad’u, dan mad’u menerima pesan itu, mengolahnya dan kemudian meresponnya. Jadi, proses saling mempengaruhi antara da’I dan mad’u adalah merupakan peristiwa mental. Dengan mengacu pada pengertian psikologi, maka dapat dirumuskan bahwa psikologi dakwah ialah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan tingkah laku manusia yang terkait dalam proses dakwah. Psikologi dakwah berusaha menyingkap apa yang tersembunyi di balik perilaku manusia yang terlibat dalam dakwah, dan selanjutnya menggunakan pengetahuan itu untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan dari dakwah itu.

B.     Objek Dakwah
Sehubungan dengan kenyataan yang berkembang dalam masyarakat, bila dari aspek kehidupan psikolgis, maka dalam pelaksanaan program kegiatan dakwah berbagai permasalahan yang menyangkut sasaran bimbingan atau dakwah perlu mendapatkan konsiderasi yang tepat yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut:
  • Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat ilihat dari segi sosiologis berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota besar dan kecil, serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.
  • Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.
  • Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi sosial cultural berupa golongan priyayi, abangan dan santri. Klasifikasi ini terutama terdapat dalam masyarakat di Jawa.
  • Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat usia berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
  • Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari okupasinal (profesi, atau pekerjaan) berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri (administrator).
  • Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup sosial ekonomis berupa golongan orang kaya, menengah dan miskin.
  • Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi jenis kelamin berupa golongan wanita, pria dan sebagainya.
  • Sasaran berhubungan dengan golongan dilihat dari segikhusus berupa golongan masyarakat tunasusila, tunawisma, tuna karya, naarapidana dan sebagainya.
Dan jika disebutkan secara general, sasaran dakwah ini adalah meliputi semua golongan masyarakat. Walaupun masyarakat ini berbeda dan masing-masing memiliki ciri-ciri khusus dan tentunya juga memerlukan cara-cara yang berbeda-beda dalam berdakwah, perlu kita lihat dulu siapa mad’unya, dari golongan mana agar apa yang akan kita dakwahkan dapat diterima dengan baik oleh mad’u.

C.    Hubungan Psikologi dan Dakwah
Artinya:
“Ajaklah manusia kepada jalan Tuhanmu berdasarkan kebijaksanaan dan tutur kata yang baik dan ajaklah mereka berdiskusi dengan cara yang paling baik.” (An Nahl : 125)

Dalam ayat tersebut mengandung 3 prinsip bagi pelaksana dakwah, yakni:
a)      Kebijaksanaan yang baik yaitu suatu kebijaksanaan yang diambil berdasarkan pada informasi tentang hakikat kehidupan psikologis manusia sebagai objek dakwah.
b)      Perilaku dinyatakan dalam bnetuk nasihat atau ajakan serta keterangan-keterengan yang disampaikan dengan metode yang cukup baik dilihat dari segi kedayagunaan psikologis manusia.
c)      Sistem penyampaian secara tatap muka (face to face) antar pribadi atau antar kelompok yang dilakukan secara tertib dan berlangsung secara konsisten atas dasar pendekatan psikologis.

Ketiga prinsip diatas bila dihubungkan dengan psikologis menurut pelbagai aspek sesuai dengan faham yang ada, maka akan membawa kepada penganalisisan hidup rohani manusia dalam 2 prinsip pandangan psikologi, yaitu:
a)      Pandangan psikologi individual di mana penganalisisannya dititikberatkan pada hidup manusia sebagai makhluk individual baik dalam kondisi normal maupun abnormal.
b)      Prinsip pandangan psikologi social atau kolektif di mana penganalisisannya ditekankan pada hidup manusia sebagai makhluk social (zoon politicon).

D.    Tujuan Psikologi Dakwah
Tujuan psiologi dakwah adalah membantu dan memberikan pandangan kepada para Da’i tentang pola dan tingkah laku para Mad’u dan hal-hal yang mempengaruhi tingkah laku tersebut yang berkaitan dengan aspek kejiwaan (Psikis) sehingga mempermudah para Da’i untuk mengajak mereka kepada apa yang di kehendaki oleh ajaran islam.

Oleh karena psikologi dakwah mempedomani kegiatan dakwah, maka tujuan psikologi dakwah adalah: memberikan pandangan tentang mungkinnya dilakukan perubahan tingkah laku atau sikap mental psikologis sasaran dakwah sesuai dengan pola/pattern kehidupan yang dikehendaki oleh ajaran agama yang didakwahkan/diserukan oleh aparat dakwah/da’i.

E.     Kegunaan Psikologi Dakwah
Bahwa mempelajari psikologi dakwah adalah:
  • Untuk memperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
  • Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak.
  • Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.
Jadi mempelajari ilmu psikologi itu bukanlah hal yang baru bagi seseorang, karena orang dewasa yang normal sedikit banyak telah mengetahui psikologi meskipun pengetahuan mereka itu tidak sistematis, oleh karena itu siapa saja yang dapat mengetahui psikologi ia akan dapat menemptkan dirinya sedemikian rupa dimana ia berada. Karena kita semua berada pada lapangan apa saja. Maka psikologipun dapat di pergunakan dalam segala lapangan, misalnya pada lapangan : pendidikan, kedokteran, pengadilan, industry jual beli, tentara, pemuda dan masa anak-anak dan sebagainya.

F.     Kesimpulan
Psikologi dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah. Adapun tujuan psiologi dakwah adalah membantu dan memberikan pandangan kepada para Da’i tentang pola dan tingkah laku para Mad’u dan hal-hal yang mempengaruhi tingkah laku tersebut yang berkaitan dengan aspek kejiwaan (Psikis) sehingga mempermudah para Da’i untuk mengajak mereka kepada apa yang di kehendaki oleh ajaran islam.

Sumber :
Muchin Lalu Efendi. Psikologi Dakwah. Jakarta : Kencana. 2006
Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. 2008

No comments :

Post a Comment