Blog Berbagi Informasi

Friday, 16 May 2014

ELEKTROKIMIA

No comments :


KONSEP ELEKTROKIMIA
         Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah  ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi  di dalam sel elektrokimia. 


Sel jenis ini  merupakan sistem  yang terdiri atas  2 buah elektrode dan larutan elektrolit, peristiwa yang terjadi didalamnya adalah  proses perpindahan elektron (reaksi redoks) , dengan catatan  : proses pelepasan elektron (oksidasi)  terjadi pada anoda dan proses  penarikan elektron (reduksi) terjadi pada  katoda.


Pada elektrokimia kedua setengah sel (oksidasi dan reduksi) terjadi secara terpisah  pada elektroda-elektroda.


Ada  2 macam sel elektrokimia :
Sel Volta/sel elektrokimia : reaksi redoks yang terjadi secara spontan ( reaksi kimia yang dapat menghasilkan arus listrik)
Sel  Elektrolisis : Arus listrik yang dialirkan kedalamnya  menimbulkan reaksi redoks /kimia

Elektrolisis
  Pada sel elektolisis  arus listrik dari sumber diluar sel  dialirkan  kedalam larutan  di dalam sel. Ion-ion positip (kation) bermigrasi ke elektroda  negatip dan ion-ion negatip (anion) bermigrasi ke elektroda positip
  Elektrolit yang digunakan bisa sebagai leburan dan sebagai larutan.
  Pada proses penggunaan elektrolit  kemungkinan terjadi  reduksi atau oksidasi  dari molekul-molekul air  harus pula diperhatikan. Misal ; pengendapan logam pada katoda , maka potensial elektron dan  atau  konsentrasi ion dalam larutan  perlu diperhatikan.
  Elektroda yang digunakan dapat bersifat elektroaktif/ lamban. Contoh elektroda yang elektroaktif (Cu dan Ag) mudah teroksidasi dan sering ambil bagian  dalam proses anoda, sedangkan elektrode lamban (grafit dan platina) praktis tidak bereaksi  kecuali pada proses-proses tertentu.

Elektrolisis leburan elektrolit : 
    elektrolisis ini penting dalam pembuatan logam-logam aktif seperti natrium, magnesium dan alumunium.

Elektrolisis MgCl2 cair
 Anoda (oksidasi) :       2 Cl-       ------         Cl2       +         2e
 Katoda (reduksi) :        Mg 2+   +   2 e   -----        Mg
 Reaksi sel           :        MgCl2           -----       Mg     +     Cl2

Elektrolisis larutan elektrolit :  
  elektolisis ini lebih rumit dari  elektrolisis leburan elektrolit , karena adanya molekul-molekul pelarut yang dapat pula dioksidasi
  (pada anoda) atau direduksi (pada katoda).Jadi pada elektroda ada beberapa kemungkinan reaksi,contoh elektrolisis dalam air.

Elektrolisis lar. NaCl dengan elektroda lamban :
oksidasi :        2  Cl -          -----            Cl2    +    2e
 Reduksi :      2 H2O    +   2 e     -----     H2     +     2 OH-
  Jadi reaksi-reaksi yang terjadi tergantung pada :
   - keadaan dan jenis elektrolit
   - jenis elektroda
   - beda potensial antara  kedua elektroda
- suhu
  Kation logam dibawah Hidrogen dalam deret Volta (Cu, Ag) mudah direduksi dalam katoda.

Menurut Faraday :
    massa zat yang dihasilkan/berekasi dalam elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang lewat dalam larutan , berbanding lurus dengan berat atom/molekul zat terlarut dan berbanding terbalik dengan jumlah elektron per mol yang diperlukan untuk menimbulkan perubahan bilangan oksidasi yang terjadi. 
  Jumlah muatan listrik yang lewat :
      Q  =    i   t           Coulomb    ;
       i   =  kuat arus      t =  waktu arus lewat dalam detik
Jika   A   = berat atom/molekul  dan  n  = jumlah elektron yang diperlukan per mol zat yang bereaksi/dihasilkan maka :     W     =      A  I  t  /   nF         
    W  = jumlah masa zat (dalam gram) yang
             bereaksi/dihasilkan
   1/F  = tetapan perbandingan  Ini dikenal dengan Hukum
             Faraday

Reduksi ion Ag+ menjadi Ag:
  Pada reduksi ion Ag+  :   Ag+     +    e      -----       Ag                ditemukan bahwa bila muatan listrik 1Coulomb (1 ampere  yang mengalir selama 1 detik) maka perak yang mengendap sebanyak perak (Ag). Berapa tetapan faraday?
     W = 1,118  mg = 1,118 .10 -3 g.  A = Ar Ag = 107,868     sehingga menurut persamaan diatas :
     W   =    AI t  /  nF     ------        =     107,868 x1 x1   / 1 F
      F   =  96483 C   = 96500 C = tetapan Faraday
  Dapat diturunkan bahwa 96500 Coulomb adalah jumlah muatan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan A/n mol zat yang sering disebut satu ekivalen.
     Jika tetapan Faraday dibagi  jumlah muatan listrik elektron ( 1,6022 .10 -19) maka akan diperoleh:   96500 / 1,6022 10 -19   =  6,02 .10 23 = tetapan Avogadro.
  Satu Faraday menyatakan jumlah muatan listrik (dalam Coulomb) dari satu mol elektron

Penggunaan elektrolisis :    Elektrolisis adalah proses yang penting dalam industri. Proses ini digunakan untuk pembuatan logam –logam  natrium, magnesium, alumunium, pembuatan hidrogen peroksida , gas hidrogen  dan zat-zat lain. Gas Hidrogen yang dihasilkan pada proses ini sangat murni untuk itu sangat baik digunakan  pada proses hidrogenasi minyak  dalam pembuatan margarin. 
  Proses elektrolisis juga digunakan  dalam Elektroplating  dimana permukaan logam dilapisi logam lain yang lebih mulia . Misal tembaga dilapisi krom.
Soal: Jika suatu larutan kalium  yodida dielektrolisis , akan dihasilkan  I2 pada anoda dan H2 pada katoda. Berapa gram dari masing-masing zat ini terbentuk , jika arus listrik  5,20 ampere  mengalir selama 46 menit dalam larutan.
Jawab :  Anoda :  2   I-     -----         I2     +      2 e
             Katoda   : 2 H2O  +  2 e  -----  H2  + 2  OH-
 W     =      A  I  t  /   nF                 
W I2  =  (2x 126,9) x 5,20 x (46 x60) / 2 x  96500 =  
             18,9  g
W  H2  = (  2 x 1) x  5,20   x  (40 x60)/ 2 x 96500 =   
               0,15  g                  

Sel  Volta
Sel Volta adalah  sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi  pada kedua elektroda secara spontan.
 Misal :  sebatang logam seng di masukkan kedalam larutan seng sulfat dan logam tembaga  kedalam larutan tembaga sukfat (lihat gambar 1).
Logam seng mempunyai kecenderungan untuk melarut membentuk ion  seng, Zn 2+, tetapi seba-liknya ion  seng dalam larutan  mempunyai kecen-derungan untuk mengendap sebagai  atom Zn.
Dalam waktu singkat tercapai kesetimbangan yang dapat dinyatakan sebagai ;
                Zn          ======        Zn 2+           +       2 e
Kecenderungan Zn untuk melarut lebih besar dari pada kecenderungan Zn 2+ untuk mengendap, maka kesetimbangan agak ke kanan, sehingga pada logam Zn akan  kelebihan electron, yang memberikan muatan negative pada logam. Ion-ion seng dalam larutan akan terorientasi  dengan muatan negative  pada logam dan terbentuk  lapisan  rangkap listrik (gambar a).
Sedangkan untuk  tembaga  sedikit berbeda. Disini kecenderungan Cu 2+ untuk mengendap(sebagai Cu) lebih besar dari pada  kecenderunganCu untuk melarut sehingga kedudukan kesetimbangan :
        Cu          =======        Cu 2+    +        2  e
    Logam Cu kekurangan elektron dan logam ini lebih positif terhadap larutan (gambar b). 
Jika kedua elektroda digabungkan menjadi sel Volta  (gambar 2) , kelebihan  electron pada elektroda Zn akan mengalir ke elektroda Cu dimana terdapat kekurangan electron.
Karena kehilangan electron  maka Zn akan melarut  menghasilkan electron, sedangkan  ion-ion Cu2+  akan terus mengendap sebagai ion Cu
Pada elektroda Zn terdapat kelebihan electron jadi   bertidak sebagai   elektroda  negative(-) disebut anoda, karena disini terjadi setengah reaksi  oksidasi.
               Zn         -------            Zn 2+      +          2 e
Elektroda Cu yang kekurangan electron bertindak senagai elektroda positif (+)  disebut katoda, setengah reaksi yang terjadi adalah :   Cu 2+  +    2 e     --------    Cu
Jumlah dari kedua  setengah  sel ini adalah rekasi sel :
     Anoda  (oksidasi)  Zn       -------       Zn 2+      +        2 e
      Katoda (reduksi)   Cu 2+    +      2 e  -------        Cu                                                                                          ________________________________________                                                                                                        
                          Zn       +     Cu 2+   -------     Zn 2+     +   Cu
Dari reaksi ini dihasilkan arus listrik.
l  Catatan : Jembatan garam yang digunakan pada  pembuatan sel  ini adalah  sebuah pipa  U yang berisi elektrolit   ( KCl atau KNO3) dan agar-agar padat Yang digunakan  sebagai kontak listrik  antara kedua larutan elektrolit dalam sel Volta.

Cara penulisan sel Volta
Zn /  Zn2+  //   Cu 2+  /  Cu
 Anoda               katoda
        
Penjelasan:
  /     :  perbatasan antara 2 fase yang berbeda missal fase
           padat dan fase cair
  //    :  menunjukkan penggunaan  *  Jembatan garam*   
           atau dinding berpori pembatas kedua larutan
           dengan tanda /
 Hubungan potensial sel dan potensial elektroda ; menurut perjanjian sbb :
E sel    =     E  katoda    -     E   anoda
=      E +      -       E
  Jika ditulis   Cu /  Cu2+  //  Zn2+  /  Zn    reaksi ini tidak spontan (tidak terjadi dengan sendirinya) dan potensial yang ditunjukkan adalah negative, reaksi ini terjadi jika dialiri arus listrik dari luar , sehingga sel ini berfungsi sebagai sel elektrolisis.

Elektroda Pembanding
l  Potensial elektroda ( beda potensial listrik yang terdapat antara suatu elektroda dan larutan) tidak bisa diukur secara langsung. Yang bisa diukur  adalah beda potensial antara dua buah elektroda (potensial sel). Dalam hal ini dipakai elektroda pembanding , sebagai  elektroda pembanding digunakan elektroda hydrogen standar. Keadaan standar ( E o )  :  temperature 25 o C
   tekanan 1 atm , konsentrasi larutan 1 M dari ion sejenis elektroda
l  Pada keadaan standar hidrogen berupa gas dan  potensial elektrodanya ( E o)  sama dengan  0 volt..

Elektrode hidrogen standar  dibuat  dari gas H2 yang ditangkap  oleh logam Pt yang berlapis  serbuk platina  yang dihitamkan dan permukaannya tidak rata supaya gas H2 tidak langsung menguap, kemudian dimasukkan kedalam larutan HCl yang konsentrasinya  1 M. Dan gas H2 yang dialirkan dijaga agar tekanannya 1 atm.

Daftar potensial elektroda:
   Daftar ini digunakan  untuk meramalkan apakah suatu zat  lebih mudah dioksidasi atau direduksi. Makin besar potensial reduksinya makin  mudah zat tersebut mengalami reduksi, begitu juga makin besar potensial oksidasinya makin mudah zat tersebut  mengalami oksidasi.

No comments :

Post a Comment