Blog Berbagi Informasi

Thursday, 15 May 2014

ELEKTROKIMIA

No comments :


Sel Elektrokimia
Elektrokimia merupakan bagian dari ilmu kimia mempelajari hubungan antara perubahan zat dan arus listrik. Sel Elektrokimia merupakan suatu sistem yang terdiri atas dua elektrode, yaitu anode dan katode serta larutan elektrolit. Berdasarkan prinsip kerjanya, sel elektrokimia dibedakan menjadi dua yaitu sel Volta ( sel Galvani ) dan sel elektrolisis. Dibawah ini disajikan data perbedaan utama antara sel volta dan sel elektrolisis 


Perbedaan
Sel Volta
Sel Elektrolisis
Perubahan
Elektrode
Proses
Energi kimia berubah menjadi energi listrik
Katode : elektrode positif
Anode  : elektrode negatif
Katode : terjadi reduksi
Anode  : terjadi oksidasi
Energi listrik berubah menjadi energi kimia
Katode : elektrode negatif
Anode  : elektrode positif
Katode : terjadi reduksi
Anode  : terjadi oksidasi



Sel Volta

Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik. Penemu sel ini seorang ahli kimia berkebangsaan Italia adalah Alessandro Giuseppe Volta (1745 – 1827 ) dan Lugini Galvani ( 1737 – 1798 )



Reaksi yg terjadi :

Katode : Reduksi : Cu2+(aq) + 2e à Cu(s)

Anode  : oksidasi : Zn(s) à Zn2+(aq) + 2e

Reaksi diatas dpt ditulis sebagai berikut :

Zn(s) + Cu2+(aq) à Zn2+(aq) + Cu(s)



a. Diagram Sel

Sebelum diagram ( bagan ) sel suatu reaksi ditulis, harus ditentukan dahulu logam yang bertindak sebagai katode dan anode

Perhatikan reaksi dibawah ini :




Penulisan diagram selnya adalah sebagai berikut :

Zn(s), Zn2+(aq) ½½Cu2+(aq) + Cu(s),   Eo = 1,1 volt



Latihan Soal

1. Bagaimana cara menuliskan diagram sel untuk reaksi Fe(s) + Cu2+(aq)  à Fe2+(aq) + Cu(s),                                                                         yang berlangsung pada keadaan standar dan konsentrasi masing – masing larutan 0,2 M.

2.       Diketahui diagram sel seperti dibawah ini

Co(s)   ½ Co2+(aq) ½½  Ni2+(aq) ½ Ni(s)

a.       Tuliskan persamaan reaksi selnya

b.      Tentukan logam yang bertindak sebagai katode dan sebagai anode



b. Potensial Elektode Standar

Potensial elektrode adalah perbedaan potensial diantara kedua sel tersebut.

Oleh karena harga potensial elektrode tidak dapat diukur, maka harus digunakan elektrode lain sebagai pembanding atau standar. Elektrode pembanding yang biasanya digunakan adalah elektrode hidrogen karena dianggap memiliki harga potensial elektrode sama dengan nol.

Example :

Suatu sel Volta terdiri atas elektrode Cu dalam larutan CuSO4 dan elektrode hidrogen standar. Voltmeter menunjuk angka 0,34 volt. Berapakah harga potensial elektrode   Cu ?

Jawab :

Katode : Cu2+(aq) + 2e  à Cu(s)

Anode  : H2(g)  à 2H+(aq) + 2e

Eosel   = Eodi katode – Eodi anode

Eosel   = EoCu2+ l Cu – EoH2 l H+

0,34   = EoCu2+ l Cu – Eo 0

0,34   = EoCu2+ l Cu



c. Potensial Sel

Cara menghitung potensial sel dapat dilihat pada persamaan dibawah ini :

Eosel = Eoyang mengalami reduksi – Eo yang mengalami oksidasi

Ket. : reaksi berlangsung apabila Eo sel mempunyai harga positif




Selain itu kita bisa juga menggunakan deret tegangan logam yang lebih dikenal dengan “deret Volta logam”. Dimana fungsi dari deret logam volta adalah untuk mengetahui apakah reaksi tersebut bisa berlangsung spontan atau tidak, jadi unsur yang berada di kiri mampu mereduksi unsur yang berada disebelah kanannya.

Adapun deret volta seperti dibawah ini :

Li – K – Ba – Sr – Ca – Na – La – Ce – Mg – Lu – Al – Zn – Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb – H – Cu – Hg – Ag – Pt - Au

Example :

1.  Apakah reaksi : Zn + Cu2+ à Zn2+ + Cu  dapat berlangsung 



Cara II :

Dengan menggunakan rumus :

Eosel = Eoreduksi – Eooksidasi

Eosel = EoCu – EoZn

Eosel = +0,34 – ( –  0,76 )

Eosel = +1,1 volt

Harga Eo positif berarti reaksi dapat berlangsung



Latihan Soal

Dengan melihat daftar harga potensial elektrode standar, tentukan potensial sel dari :

a.       Mg/Mg2+ // Zn2+/Zn

b.      Ni/Ni2+ // Cu2+/Cu

c.       Cr/Cr2+ // Ni2+/Ni

d.      Mg/Mg2+ // Ni2+/Ni

e.      Zn/Zn2+ // Cu2+/Cu



d. Macam – macam Sel Volta

Sel Volt dibagi menjadi 2, yaitu :

1.  Sel Volta Primer : sel yang tidak bisa diisi kembali

a.       Sel kering seng karbon atau baterai

b.      Baterai alkaline

c.       Baterai merkuri

d.      Baterai perak oksida

2.  Sel Volta Sekunder : sel yang bisa diisi kembali

a.       Aki timbal

b.      Sel nikel - kadmium

c.       Sel bahan bakar



Sel Elektrolisis

Dalam sel elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Biasanya senyawa yang dielektrolisis berupa senyawa yang bersifat elektrolit. Sel elektrolisis banyak digunakan dalam pelapisan logam. Reaksi yang terjadi pada elektrode – elektrode Sel Elektrolisis

Katode : Elektrode Positif (Terjadi  reaksi reduksi)
Anoda : Elektrode Negatif (Terjadi reaksi oksidasi)
1.     Asam :                                                            2H+ + 2e  à H2
2.     Larutan ion golongan IA, IIA, Al3+, dan Mn2+. Ion – ion tersebut tidak dapat direduksi, yang direduksi pelarut airnya.                               2H2O + 2e à H2 + 2OH-
3.     Lelehan (tanpa air) dari ion golongan IA, IIA, Al3+, dan Mn2+. Ion – ion tersebut akan tereduksi, misalnya :                                        Na+ + e  à Na                                               Cu2+ + 2e  à Cu                                                Cd2+ + 2e  à Cd
4.     Basa : 4OH-  à 2H2O + 4e
5.     Larutan sisa asam oksi, yaitu sisa asam yang mengandung oksigen seperti SO42-, NO3-, dan PO43-. Sisa asam oksi tersebut tidak dapat dioksidasi. Sebagai penggantinya yang akan dioksidsi adalah pelarut airnya. 2H2à O2 + 4H+ + 4e
6.     Ion halogen akan teroksidasi menjadi unsurnya 2X-  à X2 + 2e                                                misalnya :                                                                   2F-  à  F2 + 2e                                                         2Cl-  à Cl2 + 2e                                                   2Br- à Br2 + 2e



Kegunaan sel elektrolisis, diantaranya :

  1. Penyepuhan atau pelapisan Logam ( Elektroplating )
  2. Pemurnian logam
  3. Pembuatan unsur dan senyawanya. Misalnya pembuatan F2 dengan elektrolisis HF dalam KF cair dan Mg dari elekrolisis leburan MgCl2
  4. Pembuatan senyawa – senyawa. Misalnya pembuatan NaOH dari elektrolisis larutan NaCl dan KClO3 dari elektrolisis larutan KCl.

Latihan Soal

Tentukan reaksi yang terjadi pada katode maupun anode apabila larutan dibawah ini dielektrolisis

  1. Larutan Natrium Sulfat
  2. Larutan Asam Nitrat
  3. Larutan Kadmium Sulfat



Hukum Faraday

Dalam sel elektrolisis juga dapat ditentukan banyaknya logam yang akan direduksi di katode. Penghitungan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan hukum Faraday. Faraday mengatakan “bahwa jumlah perubahan kimia yang dihasilkan dalam suatu proses elektrolisis tergantung pada jumlah listrik yang digunakan”.

Sehingga perumusan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

W a F atau W = e . F

Keterangan : 1 F ( Faraday ) = 1 mol elektron = 96.500 coulomb ( C )

                      1 coulomb       = 1 Ampere ( A ) x 1 detik ( det )

Jika dalam elektrolisis digunakan arus sebesar i ampere dan waktu selama t detik, maka berat zat yang dihasilkan menurut hukum Faraday I adalah


Example :

Larutan AgSO4 pekat dielektrolisis menggunakan elektrode Pt dengan kuat arus 15 ampere selama 25 menit. Tentukan berat perak yang mengendap, apabila diketahui Ar Ag = 108

Jawab



i = 15 A

t = 25 menit = 25 X 60 detik = 1.500 detik 



Latihan Soal

  1. Pada suatu sel elektrolisis terdapat 200 mL larutan CuSO4 1 M. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk mengendapkan semua tembaga dengan kuat arus 40 A.
  2. Pada elektrolisis larutan asam sulfat encer terjadi 2,24 L gas hidrogen ( STP ). Jika jumlah muatan yang sama dialirkan ke dalam larutan perak nitrat. Hitung berapa gram perak yang mengendap di katode. ( Ar Ag = 108 )
  3. Ke dalam empat sel elektrolisis yang berturut – turut berisi ion perak, ion seng, ion besi (II) dan ion tembaga (II) secara seri dialirkan listrik sebesar 0,4 Faraday. Jika di katode hanya terjadi dari ion – ion tersebut. Hitunglah massa perak, seng, besi dan tembaga yang mengendap.
  4. Apabila kuat arus yang dialirkan sebesar 2 A. berapa menit waktu yang diperlukan untuk mengendapkan 0,20 gram krom dalam elektrolisis krom (II) klorida ?



Korosi

Korosi merupakan proses perusakan suatu materi yang terjadi secara perlahan – lahan dan dalam waktu yang lama oleh suatu proses kimia.

Reaksi yang terjadi pada proses korosi :

2Fe + O2  à 2FeO

2FeO + ½O2  à Fe2O3   atau 4FeO + O2  à 2Fe2O3

Korosi ini terjadi karena senyawa feri oksida sangat mudah membentuk kompleks dengan air sehingga terbentuk Fe2O3.H2O, dan senyawa tersebut dikenal dengan istilah karat besi.

Beberapa faktor yang menyebabkan korosi, yaitu :

1.  Air

2.  Udara

3.  Gas CO2

4.  Gas SO2

Pencegahan Korosi :

1.       Perlindungan Mekanis

Perlindungan mekanis dilakukan supaya permukaan logam tidak berhubungan dengan oksigen dan air di udara. Misalnya dicat, diolesi minyak atau dilapisi dengan logam lain

a.  Besi yang dilapisi Seng

Besi ( Eo  = -0,44 V ) lebih baik dilapisi dengan seng ( Eo = -0,76 V ) daripada dilapisi dengan timah ( Eo = -0,14 V ). Karena apabila terjadi goresan atau lapisan mengelupas, kedua logam akan muncul di permukaan. Adanya uap air, gas CO2 di udara dan partikel – partikel lain akan terjadi sel volta mini. Dimana Zn menjadi anodenya dan Fe sebagai katodenya. Zn akan teroksidasi lebih dahulu karena Eo-nya lebih kecil dari pada Fe sehingga korosi elektrolitik tidak terjadi. Reaksinya adalah sebagai berikut :

Anode  ( - ) : Zn  à  Zn2+ + 2e

Katode ( + ) : 2H2O + 2e  à H2 + 2OH-

2.  Perlindungan Elektrokimia

Perlindungan elektrokimia bertujuan mencegah terjadinya korosi elektrolitik ( reaksi elektrokimia yang mengoksidasi logam ). Perlindungan elektrokimia ini disebut juga perlindungan katode ( proteksi katodik ) atau pengorbanan anode  ( anodaising )

Contoh – contoh proteksi katodik

  1. Pipa – pipa air agar tidak berkarat, maka pada jarak tertentu dihubungkan dengan logam Mg ( berupa lempeng )
  2. Menara – menara raksasa dilindungi dengan mengubungkan kaki menara dengan lempeng magnesium
  3. Baling – baling kapal laut

Latihan Soal

  1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses korosi
  2. Mengapa barang – barang yang terbuat dari besi mudah mengalami korosi ? Jelaskan
  3. Bagaimana cara melindungi logam dari korosi ? Sebutkan contohnya.


No comments :

Post a Comment