SERANGAN TERHADAP ALQUR’AN DARI ORIENTALIS HINGGA ISLAM LIBERAL
Oleh: Adnin Armas, M.A.
Menghujat Otentisitas Mushaf Utsmani
Akhir-akhir ini, pemikir muda Indonesia dengan latar-belakang pendidikan agama telah melontarkan gugatan dan hujatan terhadap al-Qur’an. Fenomena ini adalah kasus baru karena ketika penjajah Belanda, Inggris dan Jepang berada di Indonesia, kasus-kasus seperti ini tidak terjadi. Makalah di bawah ini akan memaparkan dan menelusuri pemikiran beberapa pemikir muda Indonesia yang menggugat otentisitas al-Qur’an. Makalah ini menyimpulkan pemikiran para orientalis Yahudi dan Kristen yang memang tidak meyakini akan kesahihan al-Qur’an tampak nyata berada di balik pemikir muda Indonesia.
Salah seorang yang termasuk pengkritik awal terhadap al-Qur’an di Indonesia adalah Taufik Adnan Amal, seorang dosen ulumul Qur’an di Universitas Islam Negeri Alauddin, Makasar. Pada tahun 2002, ia menulis Edisi Kritis al-Qur’an. Tulisan tersebut diterbitkan dalam buku Wajah Liberal Islam Indonesia (Jakarta: JIL, Utan Kayu, 2002). Tujuannya menulis artikel tersebut sebagai berikut: “Uraian dalam paragrafparagraf berikut mencoba mengungkapkan secara ringkas proses pemantapan teks dan bacaan Alqur’an, sembari menegaskan bahwa proses tersebut masih meninggalkan sejumlah masalah mendasar, baik dalam ortografi teks maupun pemilihan bacaanya, yang kita warisi dalam mushaf tercetak dewasa ini. Karena itu, tulisan ini juga akan menggagas bagaimana menyelesaikan permasalahan itu lewat suatu upaya penyuntingan edisi kritis al-Qur’an.
Senada dengan pemikiran Taufik Adnan Amal yang meragukan Mushaf Utsmani, Luthfi Assyaukanie, salah seorang Pendiri Jaringan Islam Liberal yang tulisannya banyak dimuat dalam website Islam Liberal www.islamlib.com menyatakan:
“Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa al-Qur’an dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma‘nan). Kaum Muslim juga meyakini bahwa al-Qur’an yang mereka lihat dan baca hari ini adalah persis seperti yang ada pada masa Nabi lebih dari seribu empat ratus tahun silam. Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis (alkhayal aldini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam. Hakikat dan sejarah penulisan al-Qur’an sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik dan rekayasa.”
Baca selengkapnya DISINI
Baca selengkapnya DISINI
No comments :
Post a Comment