Blog Berbagi Informasi

Sunday, 17 June 2018

Pluralisme Agama: Sebuah Faham syrik Kontemporer

No comments :
Pluralisme Agama: Sebuah Faham syrik Kontemporer
Oleh : Adnin Armas, M.A.
(Direktur Eksekutif INSISTS/Institute for The Study of Islamic Thought and Civilization)


Pemikir Muslim di Indonesia dan Gagasan Pluralisme Agama
Akhir-akhir ini, beberapa pemikir Muslim di Indonesia mengumandangkan gagasan bahwa kebenaran bukanlah monopoli milik agama Islam saja. Kebenaran adalah milik bersama. Dalam setiap agama terdapat kebenaran. Banyak jalan menuju kebenaran. Oleh sebab itu, Islam bukanlah satu-satunya jalan yang sah menuju kepada kebenaran. Prof. Dr. Munir Mulkhan, misalnya, menyatakan: “Jika semua agama memang benar sendiri, penting diyakini bahwa surga Tuhan yang satu itu sendiri, terdiri banyak pintu dan kamar. Tiap pintu adalah jalan pemeluk tiap Agama memasuki kamar surganya. Syarat memasuki surga ialah keikhlasan pembebasan manusia dari kelaparan, penderitaan, kekerasan dan ketakutan, tanpa melihat agamanya. Inilah jalan universal surga bagi semua agama. Dari sini kerjasama dan dialog pemeluk berbeda agama jadi mungkin. (Abdul Munir Mulkhan, Ajaran dan Jalan Kematian Syekh Siti Jenar, Yogjakarta: Kreasi Wacana, 2002, hal. 44)

Budhy-Munawar Rachman, mantan Direktur studi Islam di Paramadina dan editor Ensiklopedi Nurcholish Madjid, misalnya menolak eksklusifitas kebenaran Islam dan meyakini teologi Pluralis. Budhy meyakini pendapat para pemikir pluralis seperti Wilfred Cantwell Smith, John Harwood Hicks, Paul Knitter, John B. Cobb Jr., Raimundo Panikkar, Frithjof Schuon, Seyyed Hossein Nasr dan lain lain. Budhy misalnya mengutip pendapat Paul Knitter yang menyatakan All religions are relative- that is, limited, partial, incomplete, one way looking at thing. To hold that any religion is intrinsically better than another is felt to be somehow wrong, offensif, narrowminded…”; Deep down, all religions are the same-different paths leading to the same goal.”. ; Other religions are equally valid ways to the same truth (John Hicks); Other religions speak of different but equally valid truths (John B. Cobb Jr.); Each religion expresses an important part of the truth (Raimundo Panikkar). (Budhy-Munawar Rachman, Islam Pluralis: Wacana Kesetaraan Kaum Beriman, Jakarta: Penerbit Paramadina, 2001, hal. xiii).

Baca selengkapnya DISINI

No comments :

Post a Comment