PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK AJARAN
ISLAM
Dosen: H. SOFIAN MUHLISIN, LL.B
(HONS), LL.M.
PENGERTIAN ISLAM
Secara etimologis, Islam
berarti: tunduk patuh, dan selamat
(aslama, yuslimu, islaaman).
Secara syariah/istilah/terminologis,
Islam berarti: ketundukan kepada seluruh ketentuan yang bersumber dari Allah
maupun Rasul-Nya, yang terdapat dalam Alquran maupun Hadis.
KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM (CIRI KHAS YANG MEMBEDAKAN ISLAM
DENGAN AJARAN LAINNYA)
1. Ilahiyyah
Islam
adalah ajaran yang bersumber dari Allah. Allah adalah Zat yang Maha Sempurna,
maka Islam adalah ajaran yang sempurna, karena berasal dari Zat yang sempurna.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ
مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالإِنْجِيلَ. {ال
عمران : 3}.
“Dia menurunkan Al Kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” (QS.
Ali Imran: 3).
Semua Nabi mengajarkan Islam.
Contoh: Nabi Isa, Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Nuh semuanya mengajarkan Islam,
sebagai ajaran yang bersumber dari Allah SWT.
2. Insaniyyah
Yaitu ajaran Islam sejalan dengan
kebutuhan manusia. Tidak ada yang bertentangan dengan fitrah manusia. Tidak ada
yang out of date. Tidak ada yang ketinggalan zaman. QS. Ar-Ruum (30):
30.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ
اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ
الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ. {الروم : 30}.
“Maka hadapkanlah wajahmu
dengan lurus kepada agama Allah; fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. Agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum: 30).
Menyeluruh untuk semua manusia.
QS. Saba (34): 28.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَافَّةً لِلنَّاسِ
بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ. {سباء : 28}.
“Dan Kami tidak mengutus kamu,
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS.
Saba: 28).
3. Syumuliyyah
Ajaran Islam adalah ajaran yang
komperehensif dan menyeluruh, yaitu mencakup semua bidang kehidupan. Segala
hal/urusan/ketentuan diatur, dari yang paling kecil sampai yang paling besar.
Kita diperintahkan untuk melaksanakan ketentuan tersebut sesuai dengan
kemampuan kita. QS. Al-Baqarah (2): 208
قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيــُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا
فيِ السِّلْمِ كَافَّةً وَلاَ تَــتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ
لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ. {البقرة : 208}.
“Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS.
Al-Baqarah: 208).
Contoh:
a. jual beli diatur dalam Islam.
QS. Al-Baqarah (2): 275.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ
إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَــبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ
بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللهُ
الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى
فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ
النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ. {البقرة : 275}.
“Orang-orang yang makan riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu;
dan urusannya kepada Allah. Orang yang
kembali, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 275).
b. Notariat. QS. Al-Baqarah (2):
282.
Segala transaksi ditulis, apalagi
yang tertangguh / tidak kontan.
يَا أَيــُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى
أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ وَلاَ
يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللهُ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ
الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللهَ رَبَّهُ وَلاَ يَبْخَسْ مِنْهُ
شَيْئًا فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لاَ
يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ
وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ
فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ
إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الأُخْرَى وَلاَ يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا
مَا دُعُوا وَلاَ تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَى أَجَلِهِ
ذَلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَى أَلاَّ
تَرْتَابُوا إِلاَّ أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ
فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلاَّ تَكْتُبُوهَا وَأَشْهِدُوا إِذَا
تَبَايَعْتُمْ وَلاَ يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلاَ شَهِيدٌ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ
فُسُوقٌ بِكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللهُ وَاللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيمٌ. {البقرة : 282}.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan, dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada
hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,
maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki . Jika tak ada dua orang lelaki, maka seorang lelaki dan dua orang perempuan dari
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi
itu enggan apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas
waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak keraguanmu, kecuali jika mu'amalah itu
perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi
kamu, kamu tidak menulisnya. Dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi
saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan, maka sesungguhnya hal itu adalah
suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu;
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 282).
Jual beli tidak tunai dan
pinjam-meminjam harus dicatat. Banyak kasus terjadi karena tidak dicatat.
Ajaran Islam begitu jauh ke depan. Di zaman Nabi belum populer tulis-menulis,
tapi Alquran telah menyuruh tulis-menulis.
c. Etos kerja tinggi, tidak boleh
malas à
QS. At-Taubah (9): 105.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ
وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ. {التوبة : 105}.
“Dan Katakanlah:
"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.
At-Taubah: 105).
Kita akan “dilihat” maksudnya
kita akan dibalas dan dicintai oleh Rasul.
4. ‘Alamiyyah
Yaitu ajaran Islam adalah ajaran
yang universal, berlaku bagi siapapun dan kapanpun. QS. Saba (34): 28 dan QS.
Al-Anbiya (21): 107.
Contoh:
a. menjadi rahmat bagi binatang
dan tumbuh-tumbuhan, bukan hanya manusia.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَافَّةً لِلنَّاسِ
بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ. {سباء : 28}
“Dan Kami tidak mengutus kamu,
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS.
Saba: 28).
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً
لِلْعَالَمِيْنَ. {الأنبياء : 107}.
“Dan tiadalah Kami mengutus
kamu, melainkan untuk rahmat bagi
semesta alam.” (QS. Al-Anbiya: 107).
b. menyembelih binatang dengan
cara yang baik, tidak boleh mengganggu tanaman. QS. Al-Baqarah: 205.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فيِ الأَرْضِ
لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ
الْفَسَادَ. {البقرة : 205}.
“Dan apabila ia berpaling, ia
berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman
dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (QS. Al-Baqarah:
205).
5. At-Tawazuniyyah
Ajaran Islam adalah ajaran yang
mengajarkan keseimbangan dan proporsionalitas.
Contoh:
a. Islam tidak menekankan aspek
rohani semata, tapi juga jasmani.
b. Dalam Islam, keuntungan boleh
didapat, tetapi tidak menyebabkan orang lain terzalimi.
c. Dunia sebagai sarana, akhirat
sebagai tujuan. QS. Al-Baqarah (2): 201-202 dan QS. Al-Qasas [28]: 70
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبـَّـنَا آتِنَا فيِ
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفيِ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (201)
أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ (202).
{البقرة : 201-202}.
“Dan di antara mereka ada
orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka (201) Mereka itulah
orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah
sangat cepat perhitungan-Nya (202).” (QS. Al-Baqarah: 201-202).
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَهُوَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ لَهُ
الْحَمْدُ فيِ الأٌولَى وَالآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
{القصص : 70}
“Dan Dialah Allah, tidak ada
Tuhan melainkan Dia, bagi-Nyalah segala
puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya
kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qasas: 70).
6. Subuut wal Muruunah
Subuut: bersifat pasti, tetap.
Contoh:
a. jumlah rakaat salat,
prosentase zakat.
b. Keharaman riba. QS. Al-Baqarah
(2): 278.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيـُّـهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِين {البقرة :
278}.
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kalian orang-orang yang beriman.” (QS.
Al-Baqarah: 278).
c. Keharaman judi dan permainan (maisir).
QS. Al-Maidah (5): 90-91
قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيـُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا
الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنْصَابُ وَالأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ
الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (90) إِنَّمَا يُرِيدُ
الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فيِ الْخَمْرِ
وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنْتُمْ
مُنْتَهُونَ (91). {المائدة : 90-91}.
“Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan (90) Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu
dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (91).” (QS.
Al-Maidah: 90-91).
d. Keharaman mengurangi takaran
dan timbangan. QS. Al-Muthaffifin 1-5.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ (1) الَّذِينَ إِذَا
اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ (2) وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ
يُخْسِرُونَ (3) أَلاَ يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ (4) لِيَوْمٍ
عَظِيمٍ(5). {المطففين : 1-5}.
“Kecelakaan besarlah bagi
orang-orang yang curang (1) Orang-orang yang apabila menerima takaran dari
orang lain mereka minta dipenuhi (2) Dan apabila mereka menakar atau menimbang
untuk orang lain, mereka mengurangi (3) Tidaklah orang-orang itu menyangka,
bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan (4) Pada suatu hari yang besar
(5).” (QS. Al-Muthaffifin: 1-5).
e. Larangan memakan dengan cara
yang bathil. QS. Al-Baqarah (2): 188.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلاَ تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ
بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ
أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ. {البقرة : 188}.
“Dan janganlah sebahagian kamu
memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil
dan kamu membawa harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah: 188).
Muruunah: bersifat
relatif/fleksibel
Contoh:
Produk bank terbagi atas produk
penghimpunan dan pembiayaan.
-Wadiah, aslinya tidak ada bonus,
tapi dalam praktiknya ada bonus.
-Dalam mudharabah, aslinya tidak
boleh ada intervensi manajemen dari bank, tapi dalam kenyataannya ada
intervensi, karena akan sulit kalau tidak ada pengawasan.
-Dalam murabahah, aslinya bank
yang membeli barang, tapi dalam praktiknya boleh diwakilkan kepada pembeli.
*disalin dari dokumen power point Bpk. Sofyan
*disalin dari dokumen power point Bpk. Sofyan
No comments :
Post a Comment