NERAKA DUNIA SUDAN
Sudan Famine, Kevin Carter |
Banyak dari kita mungkin sudah familiar dengan foto diatas. Siapa pun
yang melihatnya pasti akan terenyuh, merasa iba, sedih, cemas, takut
dan perasaan lainnya yang ikut berkecamuk dalam hati. Serta berbagai
macam pertanyaan muncul bertubi-tubi menghantam kepala. Anda
merasakannya? saya pun juga begitu. Ini adalah sebuah foto yang sangat
fenomenal dan sempat mengundang kontroversi dalam dunia jurnalistik
& fotografi. Ya, foto yang dengan gambaran kengeriannya mendapatkan
sebuah penghargaan.
Semua berawal ketika dosen saya
menjelaskan tentang peran fotografi dalam surat kabar beberapa waktu
yang lalu, kemudian ditengah-tengah penjelasan beliau menyinggung
tentang foto seorang anak kelaparan yang ditunggui oleh burung pemakan
bangkai yang menantikan dengan setia kematiannya. Setelah itu fotografer
tersebut bunuh diri. Namun beliau tidak menyebutkan siapa fotografer
tersebut. Di dalam kelas, saya bermain dengan ingatan bahwa saya pernah
melihat foto tersebut. Foto yang membuat saya merinding dan melekat amat
kuat dalam ingatan. Dengan segenap rasa penasaran saya mencari-cari
data yang berkaitan dengan foto tersebut, maka kini saya sajikan dalam
sebuah tulisan sederhana.
Kevin Carter |
Kevin Carter adalah seorang fotografer asal Afrika Selatan. Jurnalis
foto tersebut lahir pada 13 September 1960. Dia memulai karirnya pada
tahun 1983 sebagai fotografer spesialis olahraga. Lalu berpindah ke
Johannesburg dengan tekad akan mengekspose kebrutalan kaum apartheid
(penguasa kulit putih) yang pada saat itu menganak tirikan golongan
kulit hitam. Carter adalah fotografer pertama yang berhasil mengabadikan
"Necklacing", sebuah proses penghukuman bagi orang kulit hitam yang
tertuduh melakukan kesalahan fatal. Eksekusi ini dilakukan dengan cara
mengalungkan ban mobil bekas yang telah dilumuri bensin di lehernya
kemudian dilemparkan pemantik api, korek api atau bara api. Proses ini
berjalan kurang lebih 20 menit hingga kobaran api dan orang tersebut
mati. Bisa dibayangkan bagaimana tersiksanya bukan?
Suatu siang yang terik di musim kemarau panjang, Carter melakukan
sebuah perjalanan di Sudan menuju sebuah desa bernama Ayod. Sebuah
pemandangan langka menghentikan tatapan matanya yang sejak tadi melihat
sekeliling. Seorang gadis kecil tengah melangkah kepayahan menuju dapur
umum disitu, karena lelah dan tak bertenaga ia terhuyung lalu tersungkur
ke tanah. Tak lama kemudian seekor burung pemakan bangkai mendarat
tepat dibelakang, tak jauh dari tubuh tak berdaya itu. Carter tertegun
sejenak dan naluri fotografernya pun bangkit, kemudian ia membidikkan
kameranya. Setelah itu ia mengusir burung tersebut dan membawa gadis
kecil itu segera ke dapur umum untuk diberi makan. Lalu tak pernah ada
yang tahu bagaimana kondisi gadis kecil itu. Foto tersebut kemudian di
jual ke surat kabar ternama di Amerika "The New York Times" yang
diterbitkan pada 26 Maret 1993. Malam setelah hari penerbitan itu banyak
orang menelepon ke kantor redaksi untuk menanyakan bagaimana kondisi
anak tersebut dan juga kecaman-kecaman publik terhadap tindakan Carter
yang dianggap telah membiarkan anak kecil tersebut ditunggui burung
pemakan bangkai, bukan segera menyelamatkannya. Edisi berikutnya
disertakan pula keterangan Carter tentang apa yang terjadi sebenarnya
dan apa yang dia lakukan setelah memotret. Setahun setelah penerbitan
foto tersebut, tepatnya 2 April 1994 Carter mendapatkan telepon dari
Nancy Buirski seorang editor foto asing di New York Times. Dia memberi
kabar bahwa fotonya dengan judul "Sudan Famine" mendapatkan penghargaan
tinggi dalam dunia jurnalisme foto, nobel photograpy "Pulitzer Prize
Feature Photography 1994".
Africa Necklacking, Kevin Carter |
Pada tanggal 27 Juli 1994
Carter melakukan perjalanan dengan mobilnya ke sungai Braamfontein,
tempat bermainnya semasa kecil. Kemudian dia mengakhiri hidupnya dengan
cara sengaja mengalirkan asap knalpot kedalam mobilnya sendiri yang
pintu dan jendelanya tertutup rapat. Setelah itu dokter mengatakan bahwa
Carter meninggal karena keracunan zat Karbonmonoksida yang terkandung
dalam asap knalpot. Selain itu polisi yang mengevakuasi jenazahnya
menemukan secarik kertas dengan tulisan tangannya:
"I
am depressed ... without phone ... money for rent ... money for child
support ... money for debts ... money!!! ... I am haunted by the vivid
memories of killings and corpses and anger and pain ... of starving or
wounded children, of trigger-happy madmen, often police, of killer
executioners ... I have gone to join Ken, if I am that lucky"
Ken
yang dimaksud adalah rekan seprofesinya yang meninggal 3 bulan
sebelumnya, Ken Oosterbroek yang meninggal dalam sebuah insiden saat
melaksanakan tugasnya sebagai seorang jurnalis fotografer.
Berikut ini karya Kevin Carter dan rekan-rekan seprofesinya dalam perjalanan di Sudan
Gowon Starvation 4 years Old, Achebe |
Reuters, Anonim |
Soudan, Kevin Carter |
Sudan2, James Nachtwey |
Starvation, Anonim |
Famine Relief, Anonim |
Photo, Kevin Carter |
During The Rwandan Genocide of 1994, Kevin Carter |
Anonim, Kevin Carter |
Famine, Don Melvin |
Starving boy, Anonim |
Saat ini Sudan sudah mulai belajar bangkit. Sejak tahun 1990 tingkat
pendidikan mereka diwajibkan menjadi 6 + 3 + 3 (seperti halnya di
Indonesia). Bahasa pengantar dunia pendidikan mereka seluruhnya bahasa
Arab. Ironisnya hanya sekitar 20% anak-anak Sudan yang mengenyam
pendidikan perguruan tinggi dan Hampir 53% penduduk diatas usia 15 tahun
disana buta huruf. Sudan memiliki ladang minyak bumi. Berita terakhir
yang saya dapat bahkan pemerintah Sudan Selatan dianggap telah
meledakkan bom diladang minyak, hingga akhirnya Obama turun sebagai
penengah dari konflik internal Sudan tersebut (BBC, 22/4/12). Entahlah,
apa iya terjadi konflik atau memang ada pihak yang mengadu domba mereka?
Saya
sedikit kesulitan mencari informasi tentang tingkat perekonomian &
kesehatan warga negara Sudan. Padahal kesejahteraan masyarakat bisa
dilihat dari 3 hal pokok yakni Pendidikan, perekonomian dan kesehatan.
Semoga
penderitaan saudara kita di Sudan cepat berakhir, tidak ada lagi
apartheid, tidak ada lagi konflik, adu domba, kelaparan, dan semoga hal
seperti ini tidak terjadi di tanah air kita tentunya...
NB: diambil dari berbagai sumber
*Sebuah catatan lama
-@MieL-
Terimakasih tulisannya Ka informatif
ReplyDeleteTerimakasih tulisannya Ka informatif
ReplyDeletesama2. semoga bermanfaat.
Delete