ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
PENDAHULUAN
Islam merupakan
agama yang besar, dan dibesarkan oleh orang nomor satu dunia yaitu Nabi Besar
Muhammad SAW. Beliau telah mendedikasikan seluruh hidupnya demi kejayaan dan
penyebaran agama Islam. Beliau adalah sosok mulia yang menghabiskan hari-harinya
dengan berdakwah menyampaikan risalah Tuhan. Beliau tidak pernah lelah dan
menyerah menghadapi hinaan, caci maki serta perlawanan dari musuh-musuh Islam.
Beliau adalah pribadi sempurna yang telah memberikan cahaya kepada seluruh umat
manusia. Beliau adalah panutan sepanjang zaman, dan ajaran serta pengabdian
beliau selalu menjadi prioritas utama bagi umat Islam yang benar-benar talah
mengislamkan dirinya, hatinya dan jiwanya. Sosok agung beliau yang telah
meninggalkan kita sekian abad yang lalu, menambah cinta dan rindu kita
kepadanya. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepadanya, pada keluarga
dan sahabat-sahabat beliau yang selalu setia dalam perjuangan menegakkan Agama
Islam, dan untuk seluruh pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Rasulullah
telah mengajarkan kepada seluruh umat Islam tentang betapa beratnya menegakkan
kalimah tauhid, dan Rasulullah selalu optimis terhadap janji Allah bahwa agama
yang benar adalah Islam, dan kebenaran itu yang membuat Rasulullah memiki
kekuatan yang luar biasa. Keyakinan akan Kebenaran Hakiki yang membuat beliau
mampu merobohkan tembok-tembok kemusyrikan, dan keyakinan itulah yang membawa
Islam kepada kejayaan.
PEMBAHASAN
A.
DAKWAH ISLAMIYAH
Seperti yang
kita ketahui bersama bahwa zaman kejayaan Islam adalah disaat Rasulullah masih
bersama umat Islam, beliau tidak hanya sebagai pemimipin spiritual tetapi juga
sebagai panglima perang tertinggi umat Islam pada saat itu. Nabi menjadi
tauladan dan contoh yang paripurna bagi insan Islam, dan beliau juga selalu
berada pada barisan pertama jika terjadi perang antara Islam dan para penentang
kehadiran Islam serta umat yang menolak seruan kepada Islam.
Islam periode
Mekkah di kenal dengan Islam Tauhid dan disebarkan dengan sembunyi-sembunyi dan
hanya diajarkan kepada kalangan kerabat dan sahabat Rasulullah saja. Penekanan
terhadap tauhid berlangsung selama kurang lebih 13 tahun sebelum Nabi hijrah ke
Madinah. Dan disanalah Islam berkembang dengan pesat, baik pengikut dan wilayah
yang diislamkan semakin meningkat.
Dan islam
didakwahkan secara luas setelah Rasulullah menerima Ayat Allah surah Al Muddatstsir
ayat 1-7 yang berbunyi :
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ ۞وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ ۞وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ۞ قُمْ فَأَنذِرْ ۞يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ
وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ ۞وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ۞
وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ ۞وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ۞
Artinya : 1. Hai orang yang berkemul
(berselimut), 2. Bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. Dan Tuhanmu
agungkanlah! 4. Dan pakaianmu bersihkanlah, 5. Dan perbuatan dosa
tinggalkanlah, 6. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh
(balasan) yang lebih banyak. 7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu,
bersabarlah.
Setelah
mendengar Ayat tersebut, Rasulullah mulai berani menyebarkan Ajaran Agama Allah
ini kepada khalayak ramai, dengan mengadakan pertemuan yang lebih besar dan
terbuka di Bukit Shafa dekat Ka’bah. Di atas bukit itu Nabi Muhammad SAW
berdiri dan berteriak memanggil orang banyak. Mendengar teriakan Muhammad SAW,
orang-orang berkumpul dan ingin tahu apa yang disampaikan oleh Muhammad hingga
ia rela berdiri di bukit itu dan berteriak-teriak. Karena Nabi Muhammad SAW
terkenal dengan kejujuran dan seluruh penduduk Mekkah tahu akan hal itu dan
beliau diberi gelar al-amin karena kejujuran yang disandangnya selama ini,
tidaklah sulit buat manusia jujur seperti Muhammad untuk mengumpulkan massa agar mendengarkan
apa yang akan disampaikannya. Untuk menarik perhatian mereka, Nabi Muhammad
berkata :”Saudara-saudaraku, jika aku berkata di belakang bukit ini ada musuh
yang akan menyerang kota
Mekkah, apakah kalian percaya?” dengan suara yang serentak mereka menjawab
:”tentu saja kami percaya padamu Muhammad, karena engkau tidak pernah berbohong
dan engkau diberi gelar al-amin bukti bahwa engkau tidak pernah berbohong”.
Rasulullah melanjutkan “Kalau demikian, dengarkan apa yang akan aku sampaikan
kepada kalian semua, aku adalah seorang pemberi peringatan ( Nazir ). Allah
telah memerintahkan kepadaku agar aku memberi peringatan kepada saudara-saudara
semua, hendaknya kalian hanya menyembah Allah saja, Karena tidak ada Tuhan
selain Allah dan apabila saudara ingkar maka Allah akan menurunkan azabnya dan
saudara semua akan menyesal”. Khotbah Nabi tersebut spontan membuat orang
marah. Sebagian ada yang berteriak-teriak sambil memaki Nabi dan mengejeknya
sebagai orang gila. Namun ada pula yang diam saja.
Pada kesempatan
itu Abu Lahab berteriak :” Celakalah engkau hai Muhammad, untuk inikah engkau
mengumpulkan kami?” sebagai balasan terhadap apa yang dikatakan oleh Abu Lahab,
maka turunlah ayat yang membalas Abu Lahab, dan dinamakan surah al-Lahab 1-5 :
Artinya : “1. Binasalah kedua tangan abu
Lahab dan Sesungguhnya dia akan binasa. 2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta
bendanya dan apa yang ia usahakan. 3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang
bergejolak. 4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu baker. 5. Yang di
lehernya ada tali dari sabut.”
Pembawa kayu
bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. isteri abu Lahab
disebut pembawa kayu bakar Karena dia selalu menyebar-nyebarkan fitnah untuk
memburuk-burukkan Nabi Muhammad SAW dan kaum muslim.
Reaksi keras
juga bermunculan menentang dakwah Nabi Muhammad SAW, tapi usaha-usaha dalam
meyebarkan dakwah Islam ini terus berlangsung dan tidak pernah mengenal kata
lelah sehingga hasil yang diraih mulai nyata. Jumlah pengikut Nabi yang pada
awalnya hanya belasan orang dan hanya dari kalangan kerabat dan sahabat semakin
hari makin bertambah. Hampir setiap hari ada yang menyatakan diri sebagai
seorang Islam dan mengislamkan diri serta keluarga mereka. Mereka kebanyakan adalah
wanita, kaum budak, pekerja, kaum, miskin dan lemah. Meskipun kebanyakan dari
pemeluk agama Islam adalah dari kaum lemah namun semangat Islam mereka sangat
keras dan kuat, dan mereka berperan dalam perjuangan Islam dan
mensosialisasikan Islam kepada kerabat dan keluarga mereka masing-masing,
sehingga perkembangan Islam semakin tampak dan besar.
Tantangan
terbesar dalam perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW adalah dari kaum penguasa
dan pengusaha Mekkah, kaum feodal dan kaum pemilik budak. Karena ajaran yang
disampaikan Nabi Muhammad SAW bertentangan dengan tradisi lama mereka dan
mereka khawatir nilai tradisi yang telah mereka anggap sebagai Tuhan akan
dinodai oleh ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Disamping itu, mereka
juga khawatir akan sistem dan struktur masyarakat akan berubah dan kepentingan
dagang mereka akan terancam dengan kehadiran ajaran Nabi Muhammad SAW yang
menitik beratkan terhadap keadilan sosial dan persamaan derajat.
Usaha demi
usaha terus dilakukan untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad tersebut, tapi
Rasulullah terus menyampaikan amanah ajaran agama Islam yang mulia ini.
Rasulullah menyampaikan agama dengan jalan hikmah (kebijaksanaan) dan membantah
serta memberikan pengajaran dengan cara yang baik kepada seluruh umat manusia,
sesuai dengan Firman Allah pada surah An Nahl ayat 125 yang berbunyi :
وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ بِالْحِكْمَةِ إِلَى سَبِيلِ
رَبِّكَ ادْعُ
إِنَّ رَبَّكَ
هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya : ”Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.
Dan pada surah
Al Mu’minun ayat 96 Allah juga memerintahkan kepada Nabi untuk sabar terhadap
apa yang dilakukan kaum kafir terhadap dirinya dan memperlakukan mereka dengan
hasanah (baik) :
هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ نَحْنُ أَعْلَمُ بِما
يَصِفُونَ بِالَّتي ادْفَعْ
Artinya : “Tolaklah perbuatan buruk mereka
dengan yang lebih baik. kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan”.
Maksudnya
perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan kaum musyrikin yang tidak baik itu
hendaklah dihadapi oleh Nabi dengan yang baik seperti dengan memaafkannya, Asal
tidak membawa kepada Kelemahan dan kemunduran terhadap dakwah Islam.
Setelah gagal
dalam usaha menghentikan dakwah Nabi Muhammad lewat media diplomatik, kaum
kafir quraisy mulai menempuh jalan kekerasan. Mereka mempergunakan kekerasan
fisik setelah mengetahui rumah tangga mereka sendiripun secara diam-diam telah
mengikuti ajran Nabi Muhammad SAW. Budak-budak yang mereka anggap sebagai harta
kekayaan telah mengikuti ajaran barunya Muhammad, pelampiasan terhadap
kemarahannya kepada Muhammad ditujukan kepada budak-budak tersebut. Mereka
disiksa dengan cara yang tidak berperikemanusiaan oleh tuan-tuan mereka yang
notabene adalah penentang utama ajaran Muhammad SAW. Dan bagi yang telah
merdeka, mereka disiksa dengan cara kecaman dan hinaan serta kekejaman dari
keluarga mereka sendiri, sampai mereka mau kembali lagi kepada agama nenek
moyang mereka.
Penyiksaan demi
penyiksaan ini yang mengakibatkan Nabi Muhammad SAW mengambil sebuah keputusan
untuk mengungsikan sahabat-sahabat beliau ke luar dari Mekkah untuk sementara
waktu ke daerah Abessinia (nama kuno dari Ethiopia) sebuah negara di Afrika
Timur, Dan Nabi Muhammad SAW memberikan instruksi kepada umat Islam untuk
menyebar keseluruh negeri untuk menyelamatkan diri sementara waktu, dan beliau
memberi isyarat untuk pergi ke Abessinia yang pada saat itu dipimpin oleh
seorang raja yang bernama Raja Najsyi, dan masyarakat disana kebanyakan
menganut agama monotheis (Nasrani) yang pada dasarnya sama dengan ajaran yang
dibawa oleh Rasulullah SAW dan dalam Al-Qur’anul Karim pun nama Isa disebut
sebagai salah satu nabi dari umat Islam.
Maka
berangkatlah beberapa orang ke daerah tersebut, diantaranya yang berangkat adalah
Usman bin Affan beserta isterinya Ruqayyah, Abu Salamah beserta isterinya, Abu
Sabrah bin Abi Rahm beserta isterinya, Ummu Kalsum dan lainnya, yang berjumlah
15 orang. Muhajirin tersebut berangkat menuju Abessinia melewati Laut Merah.
Setelah berada disana untuk waktu kurang lebih tiga bulan para Muhajirin tersebut akhirnya kembali lagi ke Mekkah. Sesampainya disana mereka masih saja mendapat perlakuan yang keras dari kaum Quraisy dengan perlakuan dan ancaman akan dibunuh tetap mereka terima. Nabi Muhammad SAW memerintahkan mereka untuk kembali ke daerah Abessinia untuk sementara waktu, hingga keadaan di Mekkah stabil dan mereka aman untuk menetap kembali. Mereka mendapat perlindungan dan penghormatan dari Raja Abessinia, karena dianggap ajaran Muhammad sama dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa, dan Isa a.s. Beberapa orang ada yang menetap dan kebanyakan kembali ke Madinah, setelah mendengar hijrahnya Nabi Muhammad ke daerah Madinah untuk menghindari panganiyayaan dari kaum Quraisy.
Setelah berada disana untuk waktu kurang lebih tiga bulan para Muhajirin tersebut akhirnya kembali lagi ke Mekkah. Sesampainya disana mereka masih saja mendapat perlakuan yang keras dari kaum Quraisy dengan perlakuan dan ancaman akan dibunuh tetap mereka terima. Nabi Muhammad SAW memerintahkan mereka untuk kembali ke daerah Abessinia untuk sementara waktu, hingga keadaan di Mekkah stabil dan mereka aman untuk menetap kembali. Mereka mendapat perlindungan dan penghormatan dari Raja Abessinia, karena dianggap ajaran Muhammad sama dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa, dan Isa a.s. Beberapa orang ada yang menetap dan kebanyakan kembali ke Madinah, setelah mendengar hijrahnya Nabi Muhammad ke daerah Madinah untuk menghindari panganiyayaan dari kaum Quraisy.
B.
HIJRAHNYA NABI KE YASTRIB (MADINAH)
Artinya : “Dan ingatlah karunia Allah
kepadamu dan perjanjian-Nya yang Telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu
mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah mengetahui isi hati(mu)”. (QS. Al Maidaah : 7)
Nabi SAW
menggunakan delegasi dan jama’ah yang datang dari kota Yastrib (Madinah) untuk
menyebarkan Agama Islam, setelah banyak dari suku-suku Yastrib yang masuk dan
menyatakan kebenaran Agama Islam, maka Rasulullah memerintahkan beberapa
sahabatnya untuk hijrah ke Yastrib secara diam-diam. Dan dalam waktu dua bulan
kurang lebih 150 jama’ah Muslim yang dikenal dengan istilah al-Anshar berada di
kota Yastrib. Yang masih menetap di kota Mekkah untuk menjaga serta membela
Nabi Muhammad SAW, adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidina Abu Bakar,
menunggu Rasulullah mendapat perintah untuk hijrah ke Yastrib.
Artinya :“Barangsiapa berhijrah di jalan
Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi Ini tempat hijrah yang luas dan
rezki yang banyak. barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah
kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke
tempat yang dituju), Maka sungguh Telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nisaa’ : 100)
Dengan
banyaknya kaum muslimin yang hijrah ke Yastrib, maka kaum kafir Quraisy
merencanakan tindakan pembunuhan terhadap Rasulullah. Dan dikumpulkanlah dari
setiap suku, pemuda yang terkuat dari mereka dalam usaha merealisasikan rencana
pembunuhan terhadap Rasulullah SAW. Berita ini terdengar oleh Rasulullah SAW,
sehingga ia merencanakan hijrah ke Yastrib setelah mendapat izin dari Allah SWT
dalam ayatNya al-Qur’an :
Artinya : “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman,
Sesungguhnya bumi-Ku luas, Maka sembahlah Aku saja”.
Maka Rasulullah
SAW menugaskan kepada Abu Bakar untuk mempersiapkan segala urusan untuk
keberangkatan menuju Yastrib, dan Sayyidina Ali ditugaskan untuk menggantikan
posisi Rasulullah SAW di tempat tidurnya agar kaum musyrikin mengira Nabi
Muhammad SAW masih ada di kota Mekkah. Setelah malam gulita Rasulullah bersama
Abu Bakar menyelinap keluar dari rumah menuju Yastrib dan menghindari
pengepungan dari kaum kafir yang berniat untuk membunuh Rasulullah SAW. Rasulullah
keluar dari Mekkah menuju sebuah gua yang berjarak sekitar 3 mil dari kota Mekkah dan beliau
bersembunyi di gua tsur selama tiga hari tiga malam sampai keadaan aman. Dan
pertolongan Allah selalu bersama Nabi Muhammad SAW seperti yang dilansir dalam
Ayat Allah :
Artinya : “Jikalau kamu tidak menolongnya
(Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah Telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang
kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang
dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia Berkata kepada
temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta
kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan
orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang Tinggi.
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. At Taubah : 40)
Usaha kafir
quraisy untuk membunuh Rasulullah SAW tidak membuahkan hasil dan mereka mengira
Rasulullah telah sampai di kota
Yastrib, pada malam keempat Rasulullah SAW keluar dan berangkat menuju Yastrib
menyusuri pantai Laut Merah, sebuah jalan yang tidak pernah ditempuh oleh
siapapun sebelumnya. Setelah tujuh
hari dalam perjalanan, Rasulullah tiba di sebuah kota yang bernama Quba. Di desa ini
Rasulullah SAW beristirahat dan menginap untuk beberapa hari, dan beliau
menginap di rumah Kalsum Bin Hindun, dan di halaman rumah tersebut, Rasulullah
SAW mendirikan sebuah Masjid pertama yang diberi nama Masjid Quba. Tak lama
kemudia sayyidina Ali datang dan bergabung dengan rombongan Rasulullah SAW.
Sementara itu,
penduduk kota Yastrib sudah menunggu kehadiran
Rasulullah SAW, karena menurut perhitungan mereka seharusnya Rasulullah sudah
tiba di kota
tersebut. Dan akhirnya Rasulullah tiba di kota
Yastrib, beliau mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat kota Yastrib. Penduduk kota tersebut berdiri di
jalan untuk menyambut kedatangan Rasulullah dan menyanyikan lagu-lagu pujian
untuk menyambut kedatangan Kekasih Allah tersebut. Masyarakat kota tersebut berharap agar Nabi sudi
menginap di rumah mereka, untuk menghormati penduduk Nabi Muhammad berkata :
“dimana unta ini berhenti, maka disanalah aku akan menginap”. Dan unta itu
ternyata berhenti di rumah anak yatim Sahal dan Suhail di depan rumah Abu Ayyub
al-Anshari. Dan Rasulullah memutuskan untuk menginap di rumah Abu Ayyub untuk
sementara waktu. Selama tujuh bulan Rasulullah tinggal di rumah tersebut, dan
kaum Muslimin bergotong royong untuk membangun sebuah rumah untuk kediaman
Rasulullah SAW. Sejak saat itu kota Yastrib diubah menjadi Madinah an-Nabi (
Kota Nabi ), dan kota tersebut juga sering disebut Madinah al-Munawwarah (Kota
yang Bercahaya), karena darisanalah cahaya Islam bersinar ke seluruh dunia,
dalam sebutan sehari-hari kota ini disebut Madinah.
C. ISLAM
PERIODE MADINAH
Pada Periode
Madinah, Rasulullah adalah pemimipin spiritual dan kepemerintahan kota tersebut, dan
Rasullullah meletakkan nilai-nilai dasar keagamaan pada penduduk Madinah. Pada
masa periode Madinah inilah Islam mengalami kejayaan dan memperluas territorial
wilayah kekuasaannya.
Untuk lebih
mengikat persaudaraan antara kaum Muhajirin (Muslim yang berhijrah dari Mekkah
ke Madinah) dan Anshar (Penduduk Asli Madinah), Rasulullah melakukan beberapa
hal, yang diantaranya:
a) Persaudaraan
Dalam Islam (Ukhuwah Islamiyah);
b) Sarana
pertemuan (Masjid), maka dibangunlah Masjid Nabawi untuk proses pengembangan
Islam dan tempat Ibadah;
c) Menjalin
persahabatan dengan penduduk non-Muslim di Madinah.
Dengan
berdirinya Negara Madinah, Islam bertambah kuat dan besar. Perkembangan Islam
yang begitu pesat di Madinah tentu saja membuat penduduk kota Mekkah menjadi risau dan takut,
kalau-kalau saja penduduk Madinah memperlakukan mereka seperti yang mereka
lakukan terhadap kaum muslimin saat masih berada di Mekkah, dan mereka juga
khawatir khafilah dagang mereka yang menuju Suriah akan diganggu oleh penduduk
Madinah.
Penguasaan
kembali kota
Mekkah merupakan strategi berikutnya yang akan dilakukan Rasulullah, karena
Rasulullah sadar dan para Muhajirin sendiri pun selalu rindu akan tanah
kelahirannya.
Periode
berikutnya dari kepemimpinan Rasulullah adalah mendakwahkan Islam dengan
memerangi kaum kafir quraisy Mekkah, akibat dari pertikaian yang berkepanjangan
dan tidak ditemukannya kata damai di kedua belah pihak.
D. PERIODE
PEPERANGAN
Artinya : “(yaitu) ketika Allah menampakkan
mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. dan sekiranya Allah
memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi
gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan
tetapi Allah Telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
segala isi hati”. (QS. Al-Anfaal : 43)
Rasulullah
mendapatkan Wahyu dari Ilahi lewat mimpinya, yang menggambarkan kejadian yang
akan terjadi pada perang Badr. Dimana kalkulasi jumlah antara Mujahid Islam dan
pasukan musuh sangatlah jauh, tetapi jumlah pasukan dan senjata bukanlah suatu
ukuran sebuah kemenangan, semua perihal dan ketentuan tentang takdir kehidupan
ada di tangan Allah SWT.
Perang Badar
adalah puncak dari pertikaian yang telah lama terjadi antara Muslimin Madinah
dan Kafir Mekkah, perang ini akhirnya meletus sekitar tahun ke-2 Hijrahnya Nabi
Muhammad SAW ke Madinah. Perang ini berkobar setelah berbagai upaya damai yang
dilakukan oleh Baginda Rasulullah gagal dan menemukan jalan buntu.
Mujahid Islam
pada perang badr berjumlah 313 orang, dengan berbekalkan senjata yang
sederhana, dan langsung di komandoi oleh Panglima Perang Pertama Islam Nabi
Besar Muhammad SAW. Salah satu keistimewaan Rasulullah, selalu berada di garis
depan medan
pertempuran. Menyemangati para Mujahid dengan pekikan kemenangan Islam dan
kejayaan Islam, untuk mencari Ridha Allah semata. Hal itu terbukti, para
Mujahid Madinah dapat memenangkan pertempuran tersebut atas pertolongan dari
Allah, seperti yang disebutkan dalam Ayat Suci Al-Qur’an surah al-Anfaal ayat
12 yang berbunyi :
Artinya : “(ingatlah), ketika Tuhanmu
mewahyukan kepada para malaikat:"Sesungguhnya Aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian)
orang-orang yang Telah beriman". kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke
dalam hati orang-orang kafir, Maka penggallah kepala mereka dan pancunglah
tiap-tiap ujung jari mereka”.(QS. Al Anfaal : 12)
Dan Allah juga
menurunkan beribu malaikat untuk membantu peperangan tersebut seperti yang
Firmankan Allah dalam surah Ali Imran ayat 124-125 yang berbunyi sebagai
berikut :
Artinya : “(ingatlah), ketika kamu
mengatakan kepada orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah
membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?";
Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang
kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang
memakai tanda”.
Kemenangan
Rasulullah dan Mujahid Madinah merupakan pertolongan dari Allah semata, karena
kekuatan Allah meliputi segala sesuatu dan tidak ada yang tidak mungkin jika
Allah menghendaki sesuatu.
Setelah
kemenagan kaum Muslimin terhadap kaum kafir quraisy Mekkah, orang Yahudi
Madinah merasa tidak senang dengan kemenangan tersebut. Mereka sebenarnya
memang tidak dengan sepenuh hati menerima perjanjian yang telah disepakati
dengan Rasulullah SAW, setelah beberapa lama diketahui bahwa Yahudi Madinah
berkomplot dengan kafir quraisy dan Rasulullah menyerang Bani Qainuqa (Suku
Yahudi Madinah) dan mengusirnya dari Madinah.
Setelah
peperangan Badr, kaum Muslimin dihadapkan dengan beberapa perang yang mengantar
Islam pada kejayaannya. Sebut saja perang Uhud, perang Khandaq, perang hunain,
dan perjanjian Hudaibiah dan berakhir dengan penaklukan kota
Mekkah, Rasulullah dengan kekuatan yang besar berhasil merebut kembali kota Mekkah dan menghancurkan semua berhala yang berada di
kota tersebut.
Dan Islam
berhasil memperluas kekuasaanya sampai ke Persia dan Romawi, ini membuktikan
bahwa Islam merupakan agama yang Haq dan selalu mendapatkan bantuan dan
pertolongan dari Al-Haq. Kemajuan Islam periode Penaklukan Mekkah menjadi tolak
ukur keberhasilan Rasulullah SAW. Karena dari awal Hijrah, tujuan utama dari
Muhajirin dan Mujahid adalah menguasai kembali kota
Mekkah dan menghancurkan segala bentuk kemusyrikan yang berada di kota tersebut, serta
menyelamatkan keluarga dan sahabat-sahabat mereka yang belum hijrah pada Agama
Islam.
Dibawah kepemimpinan
Rasulullah SAW, Islam mendapatkan tempat di hati penduduk Arab, dan akhirnya
Nabi Muhammad dapat mengislamkan sebagian besar dari penduduk Arab di
semenanjung Arab. Kebijaksanaan dan ketauladanan yang diberikan Rasulullahlah
yang telah memikat hati para penduduk Arab. Dengan Cinta dan Kasih Sayang lewat
ajaran Haq, Rasulullah menyampaikan Risalah Suci Islam kepada seluruh penjuru
Negeri
PENUTUP
Alhamdulillah,
kita juga mendapatkan anugerah dan berkah Islam yang disampaikan Rasulullah
tersebut, semoga kita semua dapat istiqamah dalam Islam dan Iman hingga datang
waktu yang telah ditentukan bagi setiap Insan. Islam adalah agama hati, dan
untuk menyampaikan agama ini haruslah dengan segenap hati dan cinta, dan
menyampaikannya harus dengan kaidah-kaidah cinta, seperti yang telah dicontokan
oleh Baginda Rasulullah SAW kepada kita semua.
Buah Islam yang
kita dapatkan sesuai dengan apa yang kita lakukan dan kita kerjakan, jika kita
mengerjakan hukum Islam dengan sempurna maka Allah akan memberikan ganjaran
berupa kenikmatan dan sebaliknya jika kita melanggar dan mengabaikan perintah
Allah dan mengerjakan apa yang dilarangnya maka siksa Allah yang akan kita
jumpai, baik saat di dunia dan kelak di akhirat. Allah hanya membebani hambaNya
sesuai dengan kemampuannya dalam menjalankan agama, tidak ada perintah yang
diturunkan kepada umat manusia yang berat bagi manusia itu, tetapi manusia
itulah yang memberat-beratkan perintah Alah karena malas dan ragu akan
keagungan Allah SWT. Kepada Allah kita meminta pertolongan dan rahmah untuk
menjalani kehidpan dunia yang sementara ini. Hal ini sesuai dengan Firman Allah
pada Surah Al Baqarah Ayat 286 yang berbunyi :
Artinya : “Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami
beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
Sumber:
M. Ag., H.M.
Syatiri Sofyan Lc. 1998. Sejarah
Peradaban Islam. Universitas Ibn Khaldun.
www.harakatuna.wordpress.com
No comments :
Post a Comment